Kembangkan Usaha, Pedagang Sego Kikil Jombang Bentuk Paguyuban

Jombang, Jurnal Jatim – Pedagang Sego Kikil atau Jombang membentuk paguyuban untuk mengembangkan usaha mereka yang kini dijadikan sentra gokil oleh setempat.

Paguyuban yang beranggotakan puluhan pedagang sego kikil itu terbentuk setelah mereka berkumpul di salah satu kedai di Kecamatan Diwek, , Rabu (11/10/2023).

Ketua Paguyuban Gokil Jombang Wasis Purwono Hadi mengatakan sego kikil 15 ribu pincuk secara bersama-sama pada 23 September 2023 mencatatkan Pemerintah Kabupaten Jombang di Museum Rekor Dunia ().

Setelah itu, kini pedagang sego kikil sepakat membangun paguyuban dengan harapan usaha bisa berkembang lebih maju.

Dibentuk, bertujuan untuk silahturahmi, sharing ilmu, upgrading skill dan kolaborasi antarsesama anggota. Mendukung program dan kegiatan serta dibuka kerja sama dengan berbagai pihak.

Dia mengatakan, ada 14 warung Sego Kikil yang tergabung dalam paguyuban, di antaranya warung di Mojosongo, Balongbesuk, dan Balongbiru.

“Sudah ada perkumpulan yang difasilitasi , NIB (Nomor Induk berusaha) ada 14, sudah terbit,” kata pemilik warung Gokil 99 ini.

Dikatakan Wasis, salah satu hal yang memicu untuk memajukan usaha karena difasilitasi jadi lebih semangat, berusaha untuk lebih maju lagi.

“Apalagi ada rencana dijadikan sebagai sentra gokil, ini tentu sesuai harapan yang kami inginkan,” kata dia.

Inisiator paguyuban Gokil Jombang AM Shalahuddin menambahkan gagasan terbentuknya paguyuban itu keinginan dari para pelaku usaha yang ingin membuat wadah organisasi.

“Paguyuban sego kikil ini sedang kita daftarkan ke notaris dan diteruskan ke Kemenkumham,” katanya.

Menurut Sholeh, paguyuban yang dibentuk itu beda dengan sentra gokil. Kalau sentra Gokil, kata dia, sudah ditetapkan oleh Bupati Jombang melalui SK (surat keputusan) yang bersamaan pelaksanaan saat itu.

Dalam sentra gokil,  terdapat pembinaan dari Dinas terkait, seperti dinas koperasi, dinas kesehatan soal higienitas, dan Disdagrin terkait industri makanan.

Gus Dur beri nama Kikil Abang

Sego kikil di Kabupaten Jombang termasuk kuliner legendaris. Sebab, disebut Sholeh, pertama kali ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia atau sekitar 1940-an.

“Dimulai dari Pak Sampurni, kala itu berjualan jam 2 pagi dan subuh sudah habis. Baru kemudian ada Yu Tandur, ada Wak Sumilir, itu sama-sama masa emas,” kata Ketua Indonesia Jombang itu.

Waktu terus berjalan,  keberadaan Gokil di kawasan Mojosongo pun semakin dikenal banyak kalangan hingga luar daerah. Peranan mendiang Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) kala itu yang membuat tenar.

Sebab, ketika masih hidup, Gus Dur kerap mampir di warung sego kikil. Bahkan, Presiden keempat RI itu menamainya Kikil Abang.

“Nama Kikil Abang itu sendiri berasal dari Gus Dur, bukan merah tapi Kikil Abang,” ucap Sholeh.

Lebih lanjut Sholeh mengemukakan, sego kikil di kawasan Mojosongo memiliki ciri khas yang beda dengan lainnya. Yakni terdapat kikil dan bukan cecek (kulit sapi), dicampur kuah sayur lodeh.

“Tidak semua kikil itu ada lodehnya. Orisinal tase ada pada sayur lodeh. Dulu bahannya dari rebung, tapi karena bahan sulit dan mahal diganti buah tewel atau pepaya,” kata dia.

Lantaran legenda dan berciri khas, menurut Sholeh, dinas pendidikan dan kebudayaan Jombang akan mengusulkan sebagai warisan tak benda.

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter Jurnaljatim.com