Jombang, Jurnal Jatim – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ziarah ke makam Presiden ke 4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Minggu (17/4/2022).
Pantauan JurnalJatim.com di lokasi, Ganjar Pranowo dan rombongan tiba di Tebuireng sekitar pukul 13.30 WIB. Setiba di pondok, rombongan disambut oleh Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) di dalem kasepuhan.
Setelah berbincang secara tertutup, mereka kemudian ziarah ke makam Gus Dur dan keluarga besar Pesantren Tebuireng yang jarak lokasi makam sekitar 100 meter dari dalem Kasepuhan.
Di komplek makam keluarga itu, terdapat makam Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari kakek Gus Dur yang juga pendiri Pesantren Tebuireng dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), serta makam ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim.
Di dalam makam, mereka menggelar doa dan tahlil. KH Abdul Muiz Aziz, pengasuh Ponpes Al Aziziyyah Denanyar Jombang memimpin tahlil dan untuk doanya dipimpin KH Abdul Hakim Mahfudz. Setelah selesai, mereka melakukan tabur bunga di setiap makam.
Ganjar mengungkapkan kedatangan ke Tebuireng, Jombang hanya untuk berziarah ke makam Gus Dur dan keluarga besarnya. Ia mengaku sudah lama lama berkeinginan ke Tebuireng, namu baru terlaksana saat ini.
“(Ke sini) ya ziarah thok mas, ziarah bisa ke makan siapa saja. Kebetulan ini satu rangkaian ke Blitar ke Jombang, sebenarnya (rencana) ke sini sudah agak lama sih, mau ke sini tapi kok ya waktunya gak cocok gitu ya, lah cocok hari ini, sudah ke sini,” ungkap Ganjar usai ziarah.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu kembali menegaskan bahwa tujuannya ke Tebuireng hanyalah berziarah, dan tidak ada agenda khusus lainnya. Ziarah itu sekaligus mengisi libur kerja selama tiga hari terakhir.
“Libur tiga hari kan kemarin. Saya bisa pergi bareng (bersama) istri, biasanya tidak pernah ikut, sekarang ini ikut,” ucapnya.
Lantas, bagaimana dengan sosok Gus Dur dimata Gubernur Jateng ini?. Ganjar menilai, Gus Dur merupakan sosok pembaharu yang telah memberi ruang Demokrasi di Negara ini.
“Saya sebagai anak muda itu seneng, karena (Gus Dur) memberikan ruang demokrasi dan semua ditanggapi dengan enteng, padahal itu serius sekali makna di dalamnya,” ujarnya.
Begitupun dengan kakeknya Hasyim Asy’ari. Ganjar menyebut dari sisi sejarah, pendiri NU itu tak bisa diragukan lagi. “Organisasi yang sangat besar sebelum republik lahir dan bagaimana berkontribusi pada bangsa dan negara melalui pondok pesantren, itu kan luar biasa,” kata Ganjar menutup.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news dan akun instagram Jurnaljatim.com.