Jombang, Jurnal Jatim – Seorang petani milenial di Desa Kedungrejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang mencoba inovasi baru budi daya melon dengan nama Melon Ponik.
Yakni budi daya melon di dalam green house dengan teknik hidroponik fertigasi. Adalah Ahmad Lafillian (25) seorang pemuda yang mencoba inovasi budi daya baru itu.
“Berawal dari keresahan seorang anak terhadap hasil panen buah Melon yang dibudidayakan oleh Ayahnya secara konvensional di lahan sawah yang kurang mendapatkan hasil, maka tercetuslah ide MelonPonik,” tulis Penyuluh Pertanian Muda BPP Megaluh, Fitri Aini Azmi, di laman resmi Pemkab Jombang dikutip Jurnajatim.com, Minggu (17/9/2023).
Menurutnya, Lafillian aktif mengikuti berbagai macam pelatihan tentang budidaya melon, online maupun offline. Dari berbagai materi yang didapatnya kemudian diramu menjadi SOP tersendiri.
Sistem Fertigasi adalah bentuk lain dari sistem yang dimiliki oleh teknik hidroponik yaitu dengan sistem fertilisasi dan irigasi. Sebagian orang juga menyebutnya sistem tetes, yaitu sistem hidroponik yang bermaksud menghemat air dan pupuk.
Caranya dengan meneteskan nutrisi yang telah dilarutkan dengan air langsung ke akar tanaman. Sistem fertigasi biasa digunakan untuk tanaman seperti melon, tomat, terong, strawberry, timun dan tanaman hias.
Fitri menyebut Sistem fertigasi sangat cocok diaplikasikan pada jenis tanaman itu, karena beberapa tanaman membutuhkan penyangga dalam masa pertumbuhannya, dan sistem fertigasi menjadi sangat tepat digunakan.
“Sistem fertigasi memiliki ciri mampu diaplikasikan untuk penanaman skala besar dan skala kecil,” sebutnya.
Keuntungan lain yang bisa didapatkan dari sistem tersebut adalah peralatan yang bisa digunakan berulang-ulang, kemudian mampu digunakan untuk berbagai tanaman.
Dengan menyewa lahan seluas 130 m2, di bangunlah green house menggunakan rangka bambu, insect net dan peralatan lainnya kemudian media yang digunakan adalah cocopeat dengan nutrisi AB mix khusus melon hidroponik.
Di dalam green house itu, ada 3 varietas melon yang ditanam yaitu Sweet net, Golden Emerald dan Honey Globe dengan total 304 tanaman, masing-masing polybag diisi rata-rata 2 bibit.
Pada Selasa (12/9/2023) lalu, umur tanaman melon mencapai 4 hst (hari setelah tanam) dan diperkirakan panen sekitar akhir Oktober sampai awal November. Sedangkan proses pemasarannya Lafillian menggunakan sistem open PO (Pre Order).
Saat tanaman melon memasuki 5-10 hari sebelum panen, pemilik akan melakukan promosi ke calon pembeli sehingga pembeli bisa memesan terlebih dahulu buah melon segar yang dikehendaki. Hal itu juga untuk mempercepat siklus produksi.
Saat ini sudah banyak beberapa pihak yang menawarkan kerjasama antara lain dalam hal pendanaan, perluasan lahan, dan lain-lain.
Akan tetapi untuk sementara waktu ditangguhkan dulu, karena ingin mengetahui hasil panen yang sekarang, berdasarkan SOP yang sudah dibuatnya untuk bahan evaluasi selanjutnya.
Rencana pengembangan ke depan adalah perluasan lahan dan membuat wisata edukasi petik melon untuk umum.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.