Dua Pasien Demam Berdarah Di Nganjuk Meninggal

Dua orang Demam Berdarah di Nganjuk tercatat dunia karena serangan Nyamuk Aedes Aigepthy. Pada akhir Desember 2017 lalu, korban yakni Abdul Arianto (22) warga Desa Jojo, Kecamatan Pace dan awal tahun 2018 korban yakni M. Zulfikar, asal Kelurahan Kedungotok, Kecamatan Nganjuk, .
Kesehatan Nur Kholis, melalui Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Nganjuk, Syaifulloh mengatakan diawal tahun ini, ada sebanyak 18 kasus yang tersebar di lima Kecamatan.
Rinciannya, sebanyak 10 kasus di Kecamatan Nganjuk, 4 kasus di Kecamatan Pace, 2 kasus di Kecamatan Ngronggot, sedangkan Rejoso dan masing-masing 1 kasus. Jumlah itu terus meningkat menjadi 25 kasus per 24 Januari 2018, dengan dua pasien meninggal dunia. Jumlah tersebut meningkat tajam jika dibanding bulan sebelumnya Desember 2017 yang hanya ada 15 kasus DBD.
“Terakhir, hingga pada 24 Januari, penderita DBD naik menjadi 25 kasus,” katanya kepada wartawan, Sabtu (27/1/2018).
Untuk mencegah penyebaran gigitan nyamuk Aedes Aigepthy tersebut, pihaknya telah melakukan upaya atau fogging di beberapa daerah yang ditemukan kasus tersebut.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk dengan sebaran penyakit demam berdarah yang mungkin masih bisa terus bertambah seiring dengan musim hujan yang masih berlangsung. Ia juga meminta bila ada penemuan tanda tanda gejala tersebut untuk segera diperiksakan sebelum terlambat.
“Selain dilakukan Fogging (pengasapan) ke beberapa pemukiman penduduk, kami minta masyarakat untuk tetap waspada dan selalu menjaga kebersihan,” katanya. (mar/jur)
No tags for this post.

Related Posts

Komentar