Jombang, Jurnal Jatim – Data BPBD Kabupaten Jombang menunjukkan sebanyak 74 kasus insiden kebakaran terjadi di berbagai wilayah di Jombang dalam kurun waktu tiga bulan terakhir di tahun 2024.
Tingginya kasus kebakaran sebagaimana pada laman resmi Pemkab Jombang tersebut tentunya menjadi tantangan serius di tengah kota santri ini mengalami pertumbuhan di sektor ekonomi dan industri.
Kebakaran tidak hanya sekedar berakibat kerugian materiil, dampak dari kebakaran juga mencakup kerusakan lingkungan hingga ancaman keselamatan jiwa masyarakat.
Penjabat (PJ) Bupati Jombang Teguh Narutomo mengungkapkan sebagian besar kebakaran disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dan juga minimnya informasi mengenai tindakan pencegahan yang efektif.
Selain itu, keterbatasan pada kemampuan masyarakat dalam menggunakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) juga menjadi faktor penyebab.
“Pencegahan kebakaran adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, kita dapat meminimalisir kerugian akibat kebakaran,” kata Teguh Narutomo saat membuka sosialisasi pencegahan bahaya kebakaran di Pendopo Kabupaten, Kamis (5/12/2024).
Dalam sosialisasi yang digelar BPBD Jombang itu, peserta diajak memahami penyebab kebakaran. Di antaranya seperti korsleting listrik, kebocoran gas, dan penggunaan bahan mudah terbakar.
Selain itu, peserta juga diberikan pelatihan mengenai penggunaan APAR dan tata cara evakuasi yang benar.
“Kami berharap melalui sosialisasi ini, masyarakat Jombang dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi kebakaran,” ujarnya.
Ditegaskan Teguh Narutomo bahwa Pemkab Jombang berkomitmen terus melakukan upaya pencegahan kebakaran secara berkelanjutan, melalui sosialisasi maupun penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.