Warga di Jombang Protes Limbah Medis Dibuang Sembarangan

Jombang, Jurnal – LM (50) Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung Jombang menyesalkan adanya yang bercampur sampah di lahan pekarangan rumah salah satu warga desa setempat.

Dirinya menegaskan seharusnya limbah medis itu tidak dibuang sembarangan. Ia menyampaikan itu saat melihat tumpukan sampah campur limbah medis di lokasi pekarangan warga, Selasa (14/3/2023) lalu.

Pada saat itu, LM mengetahui ada mobil boks pengangkut sampah milik lingkungan hidup (DLH) Jombang datang ke lokasi yang  akan mengangkut sampah itu. Kedatangan mobil boks itu diduga atas permintaan dari pihak kepala desa setempat.

Baca sebelumnya: Limbah Medis Ditemukan di Tumpukan Sampah Pekarangan Warga Mojoagung Jombang

Bersamaan itu, wartawan datang ke lokasi untuk mengambil gambar tumpukan sampah. Dan ketika salah satu warga hendak membongkar sampah, LM sempat melihat sampah medis. Ia pun mengucapkan kata bernada protes adanya limbah yang dibuang sembarangan.

Iku kan alat medis, seharusnya gak boleh, meskipun kita wong goblok gak oleh lah mas guwak sembarangan (Itu kan alat medis, seharusnya tidak boleh, meskipun kita orang bodoh, tidak boleh buang sembarangan,” kata LM saat itu dengan bahasa Jawa.

Warga di Jombang Protes Limbah Medis Dibuang Sembarangan!

Meski limbah medis bercampur sampah rumah tangga atau sampah pasien  itu menumpuk tahunan, LM tidak mencium bau busuk. Sebab, sampah yang diduga dari di Kecamatan setempat itu dibungkus plastik.

Soale kan plastikan, coba nek keleleran, apike iku mau plastikan, dekeke nang buri, coba ndek ngarep yo mambu (karena kan dibungkus plastik, coba kalau tercecer, bagusnya ya itu tadi dibungkus plastik di taruh belakang, coba di depan ya bau),” kata LM, Sabtu (18/3/2023).

Ia tidak mengetahui secara pasti mulai kapan sampah medis itu menumpuk di pekarangan rumah milik YN. Namun, LM memastikan keberadaannya sudah cukup lama.

Sementara warga lain, MJ mengaku jika Desa tidak punya tempat pembuangan sampah sendiri, maka lambat laun akan timbul masalah. “Selayake deso duwe dewe, satu desa satu tempat TPS. (Seharusnya desa punya sendiri. Satu desa satu TPS),” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Jurnaljatim.com, tumpukan sampah yang di antaranya terdapat limbah medis ditemukan di pekarangan rumah salah satu warga Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung, Jombang, Jawa Timur. Diduga dari rumah umum di wilayah setempat.

Ada tiga titik tumpukan sampah di areal lokasi itu. Tumpukan sampah berupa botol infus, botol bekas obat, karet penutup kepala dan bungkus plastik bekas jarum suntik terlihat di antaranya. Namun lebih dominan juga sampah kertas bekas yang diduga bungkus plastik alat medis, maupun popok.

Pengumpul sampah sekaligus pemilik pekarangan, YN (42) mengaku jika tumpukan sampah itu sudah berada di lokasi pekarangannya sejak satu tahun lalu. Ia beralasan tumpukan sampah di situ karena Tempat Pembuangan Akhir () tidak muat.

“Yang jelas sampah pasien, pertama kali ACC sampah pasien, ketotan (terbawa) sampah ngeten (infus) mungkin keteledoran pihak PKU,” kata YN kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).

Sampah-sampah pasien yang diambilnya dari rumah sakit, menurut YN sebenarnya sudah dipisahkan dari sampah B3 medis. Ketika dirinya mengambil sampah sudah dibuatkan kotak penampungan sampah. Dalam plastik warna hitam langsung dipindah ke gerobak .

“Yang banyak pampers, botol obat juga ada,” ujarnya.

Untuk mengumpulkan sampah itu, YN dibayar satu juta rupiah per bulan oleh kepala desa Mancilan. Alurnya dari pihak rumah sakit ke Kepala Desa kemudian ke dirinya. Selama menjalankan pengumpulan sampah tidak pernah ada kendala serius.

“Awalnya tidak ada protes, tapi Akhir – akhir ini ada keberatan warga, tidak kenapa,” ucapnya.

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Mancilan Mojoagung Atim Riduwan mengakui jika sampah tersebut perjanjian dengan rumah sakit di Mojoagung.

Pihak desa membantu pembuangan sampah dengan menggunakan jasa warga setempat. Perjanjiannya bukan sampah medis tetapi sampah konsumsi pasien.

“Kemarin saya komplain ada temuan satu atau dua botol infus sudah saya sampaikan lewat humasnya, bukan tanggung jawab saya lo, kalau ada apa-apa,” terang Kades Atim di sekitar lokasi tumpukan sampah itu.

Terpisah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mojoagung, Sirojul Anam mengatakan pihak PCM dan RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung akan melakukan pembenahan terkait temuan sampah medis yang bercampur sampah rumah tangga itu.

Menurut Sirojul sudah ditekankan oleh pihak direktur rumah sakit terkait pemisahan sampah medis dan nonmedis.

“Sudah ditekankan soal itu sama direktur, sampah medis taruh di sini (plastik warna kuning) dan nonmedis atau sampah rumah tangga (plastik hitam). Namanya rumah sakit baru, dengan pegawai 200 orang lebih mungkin ada khilaf-nya,” ujarnya kepada wartawan, pada Rabu petang, (15/3/2023).

Diketahui, PCM Mojoagung merupakan pemilik dua Amal Usaha  Muhammadiyah   (AUMKes), yakni RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung dan Klinik Utama Rawat Inap PKU Muhammadiyah Mojoagung, Jombang.

Dikatakan Sirojul, selain faktor dugaan keteledoran karyawan RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung, keberadaan sampah medis yang ditemukan di antara sampah rumah tangga itu juga bisa dari pihak luar yang ingin merusak citra RS.

“Atau mungkin dibuang orang, biar rumah sakitnya seperti ini (jelek) saya juga gak tau, Wallahualam. Kemungkinan-kemungkinan itu ada,” katanya. (Tim).

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com