Petani Tebu di Jombang Digerojok Bantuan Rawat dan Bongkar Ratoon 900 Ha

, – Sebagai upaya peningkatan produksi tebu di , Jawa Timur para petani tebu di wilayah tersebut akan digerojok bantuan rawat dan bongkar ratoon seluas 900 ha (hektar).

Hal itu diungkapkan anggota Komisi IV RI Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema setelah membuka bimbingan teknis (Bemtek) peningkatan kapabilitas petani semusim dan rempah kerja sama Ditjen Perkebunan di Hotel Fatma, Jombang, Minggu (3/10/2021).

Hadir Direktur tanaman semusim dan rempah, Dirjen Perkebunan, Kementan RI, Hendratmojo Bagus Hudoro, Plt Kepala Pertanian Jombang Ilham Hero Koencoro serta sejumlah petani tebu di kabupaten setempat.

Ning Ema mengungkapkan bantuan itu bekerjasama dengan Kementan-RI yang diberikan melalui kelompok-kelompok petani tebu di Kabupaten Jombang.

“Bantuan berupa sarana produksi dan ongkos kerja harian kepada para petani tebu di Kabupaten Jombang,” ungkap Ning Ema.

Legislator perempuan asal Jombang itu mengatakan, dilaksanakan untuk meningkatkan hasil produksi tebu di Kabupaten Jombang agar para petani tebu tidak mengalami kerugian.

“Jadi ada beberapa teknis atau metode-metode atau perhitungan khusus terkait dengan biaya produksi dan lain-lain. Ini agar petani tebu di Kabupaten Jombang bisa menghasilkan produksi yang tinggi,” ujar anggota Fraksi DPR RI tersebut.

 

Petani Tebu di Jombang Digerojok Bantuan Rawat-Bongkar Ratoon 900 Ha

Direktur tanaman semusim dan rempah, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan pemerintah telah memprogramkan rencana percepatan swasembada gula konsumsi nasional 2020-2023.

“Diargetkan 250 ribu hektar dengan target produksi sekitar 676 ribu ton,” kata Bagua Hudoro.

Tentunya, kata dia, kegiatan itu tidak hanya melibatkan pemerintah melalui APBN saja, tetapi juga APBD serta juga kementerian yang lain, pembina swasta maupun pembina .

“Untuk Kementerian Pertanian, kita akan memberikan bantuan-bantuan yang berkaitan dengan kegiatan,” ujarnya.

Bantuan-bantuan yang diberikan itu antara lain, untuk rawat ratoon, bantuan pupuk, herbisida, dan bantuan upah kerja. Sementara kegiatan bongkar ratoon diberikan bantuan benih tebu, pupuk, herbisida, dan upah kerja sebagai stimulan.

Namun, lanjut dia, bantuan yang diberikan tidak bisa ‘full paket’ karena ada keterbatasan dari aspek anggaran.

“Dalam rangka mewujudkan kegiatan ini supaya bisa terlaksana dengan baik, tahapan dengan baik, perlu kita bekali petani dengan sosialisasi dan juga peningkatan kapasitas kapabilitas, salah satunya dengan bimtek,” ujarnya.

 

Dapatkan update menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.

 

Editor: Azriel