JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Salah satu Pondok pesantren di Jombang menyayangkan adanya pihak-pihak tertentu yang ikut campur dalam kasus dugaan kekerasan seksual salah satu putra pemuka agama sekaligus pengasuh Ponpes di Losari, Kecamatan Ploso, Jombang yang saat ini ditangani oleh Polres Jombang.
Humas Pesantren Muchammad Soleh, mengungkapkan, aksi yang digelar di Mapolres Jombang pada (14/1/2020) kemarin, sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya upaya pihak-pihak tertentu yang ikut campur dalam persoalan yang saat ini ditangani Polres Jombang.
“Mereka yang ikut campur ini tidak mempunyai sangkut paut sama sekali. Mereka bukan keluarga baik dari pihak pelapor maupun pihak
terlapor. Mereka bukan teman pihak pelapor dan juga bukan teman
pihak terlapor,” kata Muchammad Soleh dalam pernyataan tertulis yang diterima, Rabu (15/1/2020).
Soleh menyebut, mereka yang ikut campur persoalan tersebut tidak mempunyai kepentingan sama sekali. Menurut dua, persoalan itu adalah persoalan internal pesantren dan sudah selesai. Kemudian ada pihak-pihak tertentu yang menghasut kesana kemari sehingga persoalan yang sudah selesai ini meningkat menjadi persoalan hukum.
“Maklumat ini perlu saya sampaikan kepada umum agar tidak terhasut dengan persoalan ini,” kata Soleh.
Sementara itu, dalam aksi kemarin, Wakapolres Jombang, Kompol Budi Setiono menegaskan bahwa kasus tersebut hingga saat ini masih dalam proses penyidikan dan mekanisme telah berjalan sesuai dengan ketentuan.
“Sudah kami sampaikan bahwa penanganan tindak pidana ini tidak ada pesanan dari manapun, kami sudah melalui mekanisme hukum, mulai dari adanya laporan, gelar baik internal maupun eksternal, penetapan tersangka dan sudah kami lalukan panggilan dua kali,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (14/1/2020).
Diberitakan sebelumnya, pada bulan November 2019 lalu, seorang putra pemuka agama dilaporkan ke Polres Jombang atas dugaan pencabulan terhadap seorang anak asal Jawa Tengah. Pelapor merupakan salah satu anak didik terlapor.
Editor: Hafid