Opini: Tarik Suara Pemilu dengan Ekonomi Hijau

– Satu tahun menuju Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) masyarakat Indonesia bersama-sama mengamati gerak-gerik partai politik dalam mengusung individu mengisi jabatan eksekutif itu.

Masih belum terlihat sikap agresif dari partai politik (Parpol) dalam menentukan pilihan kandidat. Parpol tengah menggodok dengan matang individu-individu dalam pemilihan umum 2024 nanti.

Calon presiden dan wakil presiden terpilih tentu diharap bisa menyelesaikan masalah dalam masyarakat, satu di antaranya isu Lingkungan.

Laporan World Air Quality tahun 2022, sebagaimana dipublikasikan BBC News Indonesia pada 8 Juni 2023, mengulas keberadaan Indonesia menduduki peringkat pertama negara dengan polusi tertinggi se-Asia Tenggara.

Disampaikan, bahwa tingginya polusi berimbas pada menurunnya kualitas air pada banyak daerah di Indonesia. Kondisi ekstrem iklim ditambah lagi dengan aktivitas tambang bara dan pembakaran hutan.

Hal itu, tentu berimbas pada kesehatan masyarakat, dan perlahan akan berpengaruh pada tatanan iklim dunia.

Sudah saatnya Indonesia menciptakan lingkungan bersih agar berkelanjutan dapat dicapai. Salah satu pilihan solusi dengan menerapkan Ekonomi Hijau.

Dikutip dari kesepakatan antara The Government of Indonesia and Global Green Growth Institute, Ekonomi Hijau adalah pertumbuhan ekonomi kuat diiringi juga tindakan ramah lingkungan. Berdampak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas.

Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 15 tahun terakhir, dengan target mengentaskan kemiskinan, pengelolaan sumber daya alam secara maksimal, dan memiliki serta energi tentu sejalan dengan tujuan Ekonomi Hijau.

Dimana goal Gerakan Ekonomi Hijau meliputi usaha memajukan pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, menurunkan persentase kemiskinan, dan memaksimalkan penggunaan sumber daya global secara berkelanjutan.

Global Green Growth Institute (GGGI) mengharapkan hasil akhir dari penerapan Ekonomi Hijau di Indonesia.

Ada jalur investasi yang meningkat di sektor prioritas (energi berkelanjutan, lanskap berkelanjutan, dan infrastruktur hijau dalam kawasan ekonomi hijau).

Hal itu, mencakup pengurangan emisi gas, serta memastikan ekosistem yang ada lebih sehat dan produktif.

Beberapa usaha telah dilakukan Indonesia dalam proses transisi menuju ekonomi hijau. Yakni dengan mengimplementasikan kebijakan Net Zero Emission melalui Pembangunan rendah Karbon yang ditargetkan pada tahun 2060.

Indonesia juga melakukan pemulihan ekonomi nasional pasca melalui program Ekonomi Hijau Inklusif. Terus pada UU No. 71 Tahun 2021 dan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021.

Regulasi tersebut berisi komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas dan rumah kaca.

Sementara, dilansir dari situs bappenas.go.id Lembaga Administrasi Negara (LAN) melalui Pusat Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial Kultural Aparatur Sipil Negara (ASN) dan GGGI berkolaborasi untuk mengembangkan Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau menyasar generasi milenial.

Usaha lain pun dilakukan pemerintah Indonesia dengan membuat Kurikulum Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk ASN. Pemerintah juga mendorong pelaku industri untuk melakukan pembangunan berkelanjutan sehingga mendukung jalannya Program Ekonomi Hijau.

Tidak lupa Indonesia juga melakukan mengembangkan dan menyempurnakan alat untuk memfasilitasi terwujudnya Ekonomi Hijau demi kemajuan ekonomi dan perlindungan lingkungan di masa mendatang.

Dengan pemaparan di atas, apakah isu ini belum masuk pada tahapan serius? Mari kita simak, ada aksi protes atas ancaman serius pada lingkungan.

Pada 22 April 1970 di Amerika Serikat, sebanyak 20 juta orang turun ke jalan dan taman untuk menyuarakan keberatan akan pembuangan limbah, , dan pestisida semena-mena berakibat hilangnya hutan dan punahnya satwa liar.

Dalam tuntutan, demonstran mendesak agar pemerintah Amerika Serikat dapat mengesahkan Hari Bumi sebagai simbol membuka kesempatan masyarakat untuk menyadari pentingnya menjaga lingkungan.

Setelah didukung oleh pemerintah Amerika Serikat, banyak kegiatan Hari Bumi yang meningkatkan kesadaran dan keinginan untuk berbagi kepedulian akan kerusakan lingkungan, ancaman pemanasan global, dan kebutuhan atas sumber energi yang ramah lingkungan.

Tindakan-tindakan atas penolakan eksploitasi alam telah dilakukan oleh banyak pergerakan di dunia, apakah hal tersebut masih belum bisa menjadi urgensi Indonesia untuk menerapkan Ekonomi Hijau?

Isu ini penting diangkat dan disebarluaskan, apalagi individu dengan tanggung jawab sebagai perwakilan partai politik untuk menjadi presiden dan wakil presiden.

Sudah menjadi tugas mereka untuk mengangkat topik program Energi Hijau menjadi program yang lebih serius lagi.

katadata.co.id melalui Kedai KOPI, menunjukkan 77,4 persen anak muda tertarik dengan isu lingkungan hidup. Tentunya akan berdampak positif jika salah satu calon presiden dan wakil presiden yang akan maju pada pemilu tahun 2024 memilih mengambil isu ini.

Ditambah dengan dunia internasional yang berusaha mencari cara untuk mengurangi dampak akibat perubahan iklim.

Topik ini bisa menjadi topik pembuka untuk kesempatan kerja sama internasional Indonesia dengan UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), yang mana dalam situs ditjenppi.menlhk.go.id Indonesia masih belum siap memasuki fase kontribusi pengurangan emisi yang terverifikasi.

Dengan potensi, usaha, dan tawaran akan perbaikan ekonomi berkelanjutan melalui Program Ekonomi Hijau, topik ini menawarkan banyak kesempatan untuk calon presiden dan wakil presiden yang maju mendapat perhatian lebih di masyarakat.

Isu ini belum sepenuhnya terangkat di publik, sehingga jika memilih untuk mengangkat isu ini akan berdampak pada meningkatnya minat di dalam masyarakat Indonesia sendiri.

Masyarakat akan memandang mereka sebagai calon presiden dan wakil presiden yang peduli akan lingkungan dengan inovasi baru untuk mendorong kemajuan ekonomi yang mana juga menyinggung soal isu lingkungan.

Ditambah lagi program ini mendukung terlaksananya agenda tahun 2030 yang mengusung judul sustainable development goals (SDG’s) pilar pembangunan lingkungan.

Dengan begitu adakah dari individu yang maju dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2024 akan mengangkat isu ini?

*) Bismillah Nasywaa M adalah seorang Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Jogjakarta Tahun 2022.

Dapatkan update menarik hanya di .com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter