Di Jombang, Risma Cerita Bermodal Sapu Untuk Menangkan Eri Cahyadi Jadi Walkot Surabaya

Jombang, Jurnal Jatim – Tri Rismaharini saat kunjungan kerja ke Jombang Jawa Timur bercerita memenangkan Eri Cahyadi Jadi Wali Kota (Walkot) Surabaya dengan modal sapu.

Siapa tidak kenal dengan Tri Rismaharini, politikus perempuan dengan segudang pengalaman. Kini wali kota Surabaya periode 2010 – 2020 tersebut, telah mendapat mandat menjadi menteri sosial Republik Indonesia.

Karir berpolitik Risma telah menjadi inspirasi bagi para politikus. Termasuk di tubuh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Momentum tersebut terekam dalam agenda kunjungan Risma ke Kabupaten Jombang Jawa Timur pada Sabtu (28/1/2023).

Setelah ia menyerahkan bantuan alat bantu untuk disabilitas di Desa Sengon, Kecamatan Jombang, Risma mendapat sambutan dari kader PDI P Jombang di kantor DPC.

Ratusan pimpinan dan anggota partai berlogo kepala Banteng itu mendapatkan arahan dan berbagi pengalaman dengan Risma.

Salah satunya yang menyita perhatian adalah cerita Risma saat menggunakan sapu untuk memenangkan Eri Cahyadi menjadi Wali Kota Surabaya.

“Boleh percaya, boleh tidak saya buktikan berkali-kali, kampanyenya Eri Wali kota saya bingung, lawannya duitnya sak abrek (banyak), aku diminta piye (bagaimana) carane, gak bisa kampanye, aku nyapu, gone seng (tempat yang) kalah-kalah tak sapu,” ujar Tri Rismaharini saat memberikan sambutan dihadapan kader PDIP.

Menurut Risma kala menjadi Wali Kota saat memberikan dukungan kepada Eri hanya bisa me-Nyapu. Hal itu yang dipengarahi merubah perolehan survei.

“Ayo bondo sapu, gak wani to, isin to, gengsi kan (Ayo modal sapu, gak berani kan, malu kan, gengsi kan). Gak ada gengsi, kalau sungai bersih gak banjir aku melbu surgo (masuk surga), tapi kan menang Eri?,” ucap Risma.

Risma mempertegas kebenaran aktivitas bersih-bersih daerah di Surabaya dengan sapu. Bahkan dirinya meyakinkan ada saksinya keluar masuk kampung sendirian.

“Aku nyapu, ya Allah kampung-kampung tak sapu dewe (sendiri), la serius itu,” tegasnya.

Hal tersebut dirinya lakukan karena tidak punya modal berkampanye. Uang tidak ada, kalau hanya pakai doa itu selemah-lemahnya iman.

“Berbuat dulu, setelah berbuat berkata, setelah itu baru berdoa, kita mati gak bisa mengubur sendiri, kita masih butuh orang lain,” jelasnya.

Perempuan kelahiran Kediri itu pun tidak menyarankan untuk memenangkan Partai beli suara. Karena hal itu tidak mendidik bahkan justru menciptakan mental kurang baik bagi rakyat.

“Kalau kita membiasakan diri beli, maka kemudian tidak mendidik rakyat kita dengan baik, kita nanti akan jadi bangsa pengemis,” pungkasnya.

Pantauan di lapangan ratusan kader PDI P memakai baju dominan warna merah berkumpul di depan kantor DPC PDI P Jombang, Jalan Brigjend Katamso nomor 12 Jombang. Mereka dengan seksama mendengarkan arahan Mensos Risma.

Dapatkan update berita menarik hanya di JurnalJatim.com, Jangan lupa follow dan ikuti Jurnaljatim.com di google news, instagram serta twitter Jurnaljatim.com. Semoga bermanfaat.