Kamera Rusak Bisa Kembali Normal Ditangan Vinod Pemuda Jombang, Buktikan!

Jombang, – Di tangan seorang pemuda asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, rusak bisa dengan mudah diperbaiki sampai normal kembali. Beragam jenis kamera dari berbagai merek pernah ditanganinya.

Dunia fotografi selalu memberikan kesan tersendiri bagi para penggemarnya. Rentetan gambar maupun video menjadi objek dari beragam jenis kamera.

Aktivitas hunting foto dan video terkadang menghadapi kendala manakala alat kamera yang digunakan tiba-tiba saja mengalami kerusakan. Namun tak perlu khawatir, pasti ada solusi.

Vinod, pemuda warga dusun Babatan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan peterongan ini menjadi tempat solusinya. Ia sudah cukup ahli memperbaikinya.

“Mulai terjun jadi teknisi kamera sudah 5 tahun sejak 2016 ikut orang dan kemudian keluar buka jasa usaha sendiri di rumah Jombang, dan sekarang juga punya gerai tempat servis di ,” kata Vinod sapaan akrab Azhar Vinodi, Minggu (27/11/2022) lalu.

Keahlian mekanik perbaikan kamera didapatkan sejak masih di bangku sekolah. Bahkan pemuda berusia 26 tahun ini, menyulap kamar berukuran 3 x 3 meter menjadi tempat servis kamera digital.

Deretan kamera (Digital Single Lens Reflex) DSLR, seperti di antaranya kamera merek Canon, Nikon, Fujifilm, Sony dan berbagai kamera lain dengan mudah diperbaiki pemuda ini.

“Kalau sebelum jadi teknisi kamera DSLR, memang dulu hobinya sewaktu sekolah di SMK suka sama otak-atik barang-barang elektronik, dari memperbaiki sparepart handphone ataupun laptop komputer dengan solder dan alat-alat lainnya,” jelasnya.

Gelar Tukang servis dan ahli kamera tersemat padanya. Hingga sekarang juga masih senang hunting foto-foto agar dapat tetap terhubung dengan fotografi di Jombang maupun luar kota.

Dari situlah, pria akrab disapa Vinod ini juga kerap memberikan solusi bagi fotografer untuk perawatan kamera saat pemakaian, sebab jika alami kerusakan yang serius dirinya hanya bisa mengganti sparepartnya saja. Atau pencinta foto grafi bisa membeli atau menjualnya kepada Vinod.

Sampai detik ini, keterampilannya memperbaiki sparepart kamera DSLR maupun Miroles sudah ada sebanyak ribuan kamera yang dikerjakannya, dan banyak konsumen atau pelanggan dari luar kota maupun komunitas fotografi kamera di Jombang.

“Pelanggannya rata-rata kalau offline di Jombang saja. Sedangkan jasa teknisi kamera ini juga menerima dari melalui media sosial, jadi lebih banyak dari luar kota kostomernya. Untuk unit kamera jika dari online dikirim ke rumah dan nanti kita kirim balik. Kita juga bekerjasama dengan penjual dan para komunitas, karena banyak menerima bermacam-macam kerusakan kamera baik itu rusak lensanya dan tombol kamera maupun mati total,” terangnya.

Memang peluang usaha menjadi teknisi ini sangat sedikit orang yang bisa. Ia juga pernah membuka layanan perbaikan kamera dengan bayar dengan sukarela dan sekaligus belajar memperbaiki sparepart maupun lensa kamera.

Dari keahliannya tersebut, sempat selama beberapa bulan tidak mendapatkan costumer, karena pandemi . Tapi setelah itu, banyak fotografer kembali membenahi kamera karena kasusnya biasanya tidak pernah dipakai dan juga mengalami kendala lainnya.

“Untuk harga perbaikan kamera ini tergantung kerusakannya, hampir rata-rata satu unit itu 200 ribu, bisa kurang dan bisa lebih, tergantung mengganti sparepartnya atau tidak, sebab di seri-seri kamera harganya berbeda-beda ada yang mahal dan ada yang murah, ” ucapnya.

Kalau untuk sebulan, dirinya mengaku mampu mengerjakan belasan atau puluhan kamera. Omset membetulkan kamera selama sebulan bisa sampai Rp5 hingga Rp8 juta.

“Itu masih kotor belum kepotong sparepart dan lain-lain, serta mengalami kejadian rusak saat kita perbaiki,” ujarnya.

Sebagai teknisi servis kamera, Vinod juga memberikan tips agar merawat kamera DSLR maupun Miroles tetap awet dan tidak gampang alami kerusakan, pertama jika memakai kamera itu harus mengetahui kebutuhan kegunaan yang dipakainya buat memfoto atau video dan jangan sampai overhead.

Kedua, kondisi pemakaian kamera juga diperhatikan, apabila kamera itu sering dipakai dan kemudian tidak pernah dipakai lagi, setidaknya dua hari sekali dinyalakan agar kondisi mesin di kamera ini komponen elektroniknya dapat berfungsi normal kembali.

“Dan terakhir, adalah tempat kamera atau box itu sangat berpengaruh agar suhu kamera dan lensanya tetap aman agar cerminnya tidak berjamur. Bagi generasi lainnya yang ingin menekuni usaha ini tidaklah mudah, karena harus menguasai elektronik dan bisa mensolder yang bagus supaya sparepart kamera yang kecil-kecil ini tidak . Dan terus belajar dari teknisi lainnya, baik dari online maupun offline,” urainya.

Bukan berarti tak ada kendala. Vinod memiliki analisa sendiri soal perkembangan kamera digital. Perkembangan industri kamera DSLR yang lambat laun bakal berganti mengunakan kamera tanpa cermin atau pentaprisma (Mirrorless interchangeable-lens camera), salah satunya brand ternama yang sudah hengkang di dunia kamera digital adalah kamera Nikon dan baru-baru ini brand market terlaris dipasaran yakni Canon.

“Sekarang ini sudah berganti memakai kamera miroles, sehingga untuk memperbaiki kamera kita juga mengikuti kebutuhan fotografer saat ini. Jika DSLR tipe-tipe baru tidak muncul kembali dipasaran, kendalanya pasti untuk merek-merek itu adalah sparepartnya, dan saat pengerjaan jika lama karena pengiriman barang ini dari luar negeri seperti order dulu dari Cina,” pungkasnya.

Dapatkan update berita menarik hanya di , jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter .com