Jombang, Jurnal Jatim – Omset agen penjualan LPG non subsidi di Jombang, Jawa Timur menurun 20 persen. Penurunan itu terjadi sejak 10 hari lalu akibat naiknya harga LPG non subsidi beberapa hari terkahir.
Harga LPG non subsidi sebelumnya Rp67 ribu, kini dijual dengan harga Rp88 ribu untuk ukuran 5kg. Sementara LPG ukuran 12kg yang sebelumnya dibanderol Rp165 ribu, kini menjadi Rp185 ribu pertabung.
“Untuk LPG ukuran 5 kg dan 12 kg yang mengalami kenaikan, dan sudah berlangsung sejak 10 hari ini,” kata pemilik Agen LPG di Desa Candimulyo, Jombang, Mahmud (50), Jumat (4/3/2022)
Kenaikan itu membuat Mahmud kebingungan dalam pemasaran dan penjualannya terus berkurang. Sebelum harganya naik, di tempat milik Mahmud, yang berada di Jalan Kemuning, Desa Candimulyo, Jombang, bisa menjual 30 tabung gas LPG non subsidi dalam sehari.
“Sekarang paling laku 20 tabung dalam sehari, kadang-kadang juga 15 tabung lakunya. Ada penurunan permintaan sekitar 20 persen,” katanya.
Mahmud mengungkapkan, dampak mahalnya LPG non subsidi, permintaan gas dari konsumennya yang berasal dari pedagang rumah makan dan industri rumahan, banyak yang beralih menggunakan gas bersubsidi.
Ia menyebut, konsumennya beralih ke LPG melon karena harganya lebih murah dan terjangkau yakni Rp16 ribu per tabung.
“Ada juga yang beralih ke gas 3 kg, sebab harga LPG subsidi masih tetap dan tidak mengalami kenaikan,” kata Mahmud.
lebih lanjut Mahmud berharap, agar pemerintah bisa secepatnya menurunkan harga LPG non subsidi, supaya tidak banyak pelanggannya yang bergeser ke LPG 3 kilogram. Sebab dikhawatirkan, akan mengurangi stok LPG bersubsidi untuk warga miskin.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News