JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Batu bata merah diduga bekas pemukiman era kerajaan Majapahit ditemukan warga Jombang. Suwandi (49) warga Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, bersama temannya menemukan saat bekerja menggali pasir Maret 2019 lalu.
Menurut keterangan Suwandi, benda bersejarah tersebut pertama kali ditemukan di area persawahan di wilayah setempat yang kala itu menjadi tempat galian pasir.
“Waktu itu menggali pasir, barangnya itu di bawah pasir. Bentuknya seperti tembok gitu,” ungkap Suwandi saat diwawancarai wartawan dilokasi temuan, Kamis (20/6/2019) siang.
Sementara, mendengar adanya laporan tentang penemuan yang diduga sebagai benda cagar budaya itu, Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho langsung mengecek ke lokasi penemuan, pada Kamis (20/6/2019) siang.
Dari hasil pengecekan sementara, dikatakan Wicaksono, tumpukan batu bata terlihat membentang arah barat ke timur dengan panjang 100 meter ini, dikedalaman 160 sentimer. Tidak seperti batu bata pada umumnya. Batu bata tersebut berukur cukup besar dengan ketebalan 5-6 sentimeter, lebar 21 sentimeter, dan panjang 31 sentimeter.
“Kita temukan struktur batu bata 11 lapis, punya ketebalan 67 sentimeter,” terangnya di lokasi penemuan.
Sebelumnya, pada tahun 2016 pernah ditemukan struktur batu serupa. Jarak dari lokasi penemuan terbaru sejauh 100 meter. Tepatnya berlokasi di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro, Jombang.
Menurut hasil pengamatan sementara Arkeolog BPCB Jatim, kedua temuan tersebut kuat dugaannya sebagai kompleks pemukiman warga di era kerajaan Majapahit.
Selain bentuk batu bata yang diartikan mirip dengan temuan-temuan yang ada di Trowulan, Mojokerto, dugaan terkait kompleks pemukiman Majapahit itu juga diperkuat dengan adanya temuan benda-benda kramik yang diduga sebagai tembikar yang dibuat jaman Majapahit.
“Kalau dari ciri-ciri ini merupakan bekas pemukiman, karena ada sisa-sisa tembikar,” tandasnya.
Untuk memastikan bentuk asli dari temuan tersebut, pihak BPCB Jawa Timur akan meneliti kembali hasil dari pengecekan di lokasi penemuan tumpukan batu bata.
“Kami akan ploting dengan temuan yang di Sugihwaras, dan kita akan tarik batas-batas sebarannya,” urainya.
Pihak BPCB Jawa timur juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Jombang untuk upaya-upaya pelestarian.
Editor: Z. Arifin