Jombang, Jurnal Jatim – Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jawa Timur Hendratan memastikan menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani Jombang sebanyak-banyaknya dengan harga bersaing.
“Kita siap menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya dengan di harga kalau hari ini Rp6.200 sampai Rp6.300 per kilogram,” kata Hendratan ditemui di tempat penggilingan padi miliknya di Jombang, Rabu (1/5/2024).
Ia menegaskan petani tidak perlu khawatir harga gabah anjlok saat panen. Sebab, Perpadi seluruh Jawa Timur yang memilik 27 ribu anggota siap membeli dengan harga yang ditentukan.
“Berapapun banyaknya akan kita beli. Ini bagian dari menjawab kekhawatiran petani,” tegas dia.
Jikalau ada petani yang gabahnya ditawar di bawah Rp6000 per kilogram (kg), Hendratan menyarankan agar dibawa ke tempatnya penggilingan padi miliknya PT Sinar Makmur Komoditas. Dirinya pun siap untuk membeli dengan jumlah tak terbatas.
“Kita membeli di harga Rp6.200-Rp6.300 per kilogram itu harga ditingkat petani sudah Rp6000. Kalau ada menawar di bawah Rp6000 sebaiknya dibawa ke penggilingan padi saja,” katanya.
Diakui Hendratan, sebelum lebaran IdulFitri lalu ia sempat membeli gabah petani di harga Rp5.900. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar 2 hari.
Setelah itu pemerintah melalui perum Bulog mengumumkan adanya fleksibilitas yaitu harga gabah petani Rp6.000 dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram.
“Sejak itu anggota Perpadi langsung menaikkan harga di atasnya,” ucapnya
Sebelum itu harganya juga sempat tinggi, bahkan saya tertinggi itu belinya Rp8.750.000 per kilogram, itu sebelum puasa akhir Februari lalu. Kemudian awal puasa sekitar Rp7 ribuan.
Hendratan menjelaskan, secara umum gabah di Jombang sangat baik kualitasnya. Meski ada padi yang kondisinya roboh, namun tidak memengaruhi harga asalkan petani langsung sigap menyelamatkan padi itu dengan mengikat ataupun cara lainnya yang tidak memperburuk tanaman padinya.
“Kalau padinya dibiarkan roboh hingga terendam air dan lain sebagainya, tidak ada upaya penyelamatan maka akan rusak. Tapi selama ini teman-teman petani ini selalu sigap melakukan penyelamatan sehingga tidak memengaruhi harga di penggilingan maupun di Bulog,” tandasnya.
Pada sisa 50 persen masa panen padi di Jombang saat ini, Hendratan berharap batasan angka Rp6.000 di tingkatan petani sebagaimana kebijakan pemerintah itu harus tetap dijaga. Karena kalau sampai harga di bawah Rp6000 itu pasti akan mengurangi minat petani untuk kembali menanam padi.
“Dengan petani yang minatnya kurang untuk menanam padi, maka itu juga akan menjadi masalah bagi penggilingan padi, pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia,” kata Hendratan.
Jadi, Hendratan menambahkan harus sama-sama menjaga harga itu, minimal Rp6.000 begitupun di atasnya pun siap. Hal itu untuk meningkatkan minat petani menanam padi yang menjadi kebutuhan pokok.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.