Jombang, Jurnal Jatim – Peningkatan intensitas curah hujan dan fenomena La Nina yang diprediksi BMKG terjadi di bulan November sampai Desember telah diantisipasi BPBD Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Kasi Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Kabupaten Jombang, Gunadi pada Kamis (11/11/2020) mengatakan antisipasi yang melakukan dengan pemetaan beberapa daerah rawan terkena bencana banjir dan tanah longsor di Kota Santri.
“Titik rawan bencana ini yakni titik-titik yang mengalami bencana banjir tahunan di Kabupaten Jombang dan ada juga daerah yang rawan bencana tanah longsor,” katanya.
Gunadi mengatakan, Kecamatan Wonosalam merupakan daerah yang sudah diantisipasi rawan terjadinya bencana longsor dan banjir bandang.
Letaknya yang berada di pegunungan, membuat struktur tanah mudah ambrol jika terjadi curah hujan yang cukup tinggi sehingga rawan longsor.
Tahun 2016 lalu, pernah terjadi longsor tepatnya di Desa Galengdowo. Saat itu, material longsor berupa batuan besar dan pohon merusak pipa air bersih penduduk.
Selain itu, lumpur juga menerjang dua rumah warga desa setempat. Untuk itu, BPBD Jombang mengingatkan masyarakat agar selalu siap siaga jika turun hujan lebat.
“Di Desa Galengdowo rawan banjir bandang di sana. Tahun 2006 pernah banjir bandang. Maka dari itu, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Jombang untuk selalu siap siaga,” katanya.
Selain itu, BPBD Jombang juga memetakan wilayah yang rawan terjadinya banjir. Seperti Kecamatan Bareng, Mojoagung, Sumobito, Kesamben, dan Kecamatan Ploso.
Sejumlah kecamatan itu merupakan daerah yang hampir tiap tahun terjadi banjir. Maka dari itu, lanjut Gunadi, perlu diantisipasi sedini mungkin.
“Kami sudah bekerjasama dengan BPBD Provinsi Jatim dalam hal ini nanti akan memasang rambu-rambu yang masih dalam proses,” jelasnya.
Kemarin, kata dia, sudah dilakukan pengecekan di lapangan. Rencananya, rambu-rambu itu akan ditempatkan antara lain di Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung.
“Kemudian EWS di Kali Marmoyo, tujuannya untuk mengantisipasi banjir Kali Marmoyo,” terangnya.
Sebagai upaya antisipasi banjir, BPBD juga telah melakukan kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten setempat untuk melaksanakan normalisasi sungai.
Tujuan dari normalisasi sungai agar tidak terjadi luapan air sungai seperti pada tahun sebelumnya.
“Mudah-mudahan tahun ini akan berkurang lagi dan tidak terjadi luapan,” ucapnya.
Dikatakan Gunadi, pihaknya sudah menyiapkan logistik sebagai antisipasi jika terjadi bencana yang tidak diharapkan.
“Baik dari kami maupun dari Dinsos (Dinas Sosial) Kabupaten Jombang. Yang jelas kalau memang ada bencana, kami pemenuhan kebutuhan dasar dulu. Termasuk makan, minum, dan sebagainya. Untuk selanjutnya, dari pemerintah daerah akan memfasilitasinya,” katanya.
Gunadi memprediksi puncak intensitas hujan pada bulan Januari 2021 mendatang. Saat ini, masih terjadi hujan kecil. Meski begitu, tingkat kewaspadaan harus tetap dilakukan.
“La Nina ini artinya basah. Jadi cuaca basah, tapi kenyataannya di bulan November ini masih jarang hujan, ada hujan tapi kecil. Dimungkinkan puncak musim penghujan terjadi di bulan Januari – Februari 2021,” ujarnya.
Editor: Azriel