Sampah Menumpuk, PT Garam Persero Didemo Mahasiswa

() – Para mahasiswa pecinta alam menggeruduk kantor di Kalianget, Sumenep. Pasalnya, perusahaan milik BUMN tersebut diduga mencemari lingkungan dari sampah produksi perusahaan, Selasa (3/3/2020).

itu dilakukan terkait dengan banyaknya sampah yang menumpuk di Pinggirpapas dan Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, yang merupakan wilayah industri garam terbesar yang dikelola perusahaan milik BUMN tersebut.

Kordinator lapangan, Ahmad Faiz Abrori menjelaskan para mahasiwa pencinta alam yang peduli pada kebersihan lingkungan sekitar, berharap PT Garam Persero dapat menyelesaikan permasalahan sampahnya.

“Jangan tutup mata dan telinga seolah olah bahkan tidak menghiraukan keluhan warga sekitarnya,” katanya.

Menurut Faiz, sampai saat ini perusahaab belum melakukan tindakan kongkrit untuk turun kelapangan memantau kalau di dua desa itu terlalu banyak sampahnya dan mengeluarkan bau busuk

“PT, Garam Persero akan lebih sadar dan paham bahwa upaya untuk bagaimana hidup lingkungan bersih, dan nyaman, ini gagal total,” tandasnya.

Para mahasiswa juga memberikan jangka waktu 7×24 jam kepada pihak perusahaan untuk menyelesaikan persoalan sampah tersebut.

“Jika tidak terselesaikan dalam waktu yang ditentukan, persatuan pencinta alam akan minta bantuan BUMN bahkan Presiden RI Joko Widodo, untuk membantu menyesaikan persoalan ini,” ucapnya.

Terpisah, Humas PT Garam Persero, Suntot Wahyu Hidayat menyampaikan, bahwa pihaknya sudah memberikan bantuan ke empat desa yang ada di Kecamatan Kalianget, pada tahun 2018 berupa kontainer tempat sampah

“PT, Garam lebih peduli terhadap , dikucurkan 300 bak sampah karet pada setiap KK yang terdampak, bahwa PT Garam tidak tinggal diam soal cinta lingkungan sehat,” jelasnya.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup melalui Kabit Pengolahan Sampah, Agus Salam membenarkan DLH dengan PT. Garam bekerja sama untuk penyelesaian sampah yang ada disekitar warga.

“Melalui -nya,PT Garam memfasilitasi tujuh kontainer tempat sampah yang ada di Kalianget sampai Karanganyar,” kata Agus.


Kontributor: Khairullah Thofu

Editor: Azriel