Jombang, Jurnal Jatim – Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih KPU Goes to Campus, School and Pesantren di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (13/10/2023).
Lembaga penyelenggara pemilu tersebut mengajak para santri untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum (pemilu) 2024.
Sejumlah narasumber turut hadir menjadi pembicara dalam acara yabg digelar di ruang Bachir Achmad gedung KH Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng Jombang.
Di antaranya Mundir Bidang Pembinaan Pesantren Tebuireng, Anggota KPU Jawa Timur Athoillah, dan Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi M Adnan Magribbi.
Hadir pula stand up comedy Widha D Andrea dengan moderator M Shobirin. Ratusan santri dengan seksama mengikuti edukasi pemilih pemula. Tamu undangan turut hadir pula KPU Jombang.
Sosialisasi ini memiliki jargon Gak Milih, Gak Keren’. H Lukman mengatakan, santri yang mengikuti sosialisasi rata-rata dari tiga dan sudah berusia 17 tahun dan memiliki hak pilih.
Ia mengatakan, anak muda bukan hanya sekedar memilih tapi dirinya lebih cenderung mendorong agar anak muda juga mampu menjadi pemimpin,
“Pemilih muda ini harus berpartisipasi, harus semangat dalam memilih, jangan sampai mengabaikan, sebab lima tahun yang akan datang bagaimana bangsa ini,” ujar Lukman.
Ia mengatakan maju dan tidaknya bangsa Indonesia ini tergantung anak muda. Ia lalu menegaskan kalau santri Tebuireng abai, tidak serius, acuh tak acuh apalagi pondok, itu innalillahi.
“Siapa yang akan memimpin Indonesia ini tergantung anak muda , kalau anak muda Pesantren Tebuireng tegas memilih pemimpin yang baik, yang amanah, memilih pemimpin yang potensi majukan Indonesia, maka kalian punya andil semuanya terhadap bangsa ini,” ujarnya.
Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Jatim, Athoillah usai acara mengatakan terdapat banyak alasan dipilihnya Ponpes Tebuireng menjadi bagian sosialisasi meningkatkan partisipasi pemilu 2024.
“Bagian kegiatan sosialisasi KPU, yang kemarin di Universitas Brawijaya dan hari ini di Tebuireng. Banyak alasan mengapa pesantren, karena banyak santri di dalamnya adalah pemilih pemula sehingga wawasan diperlukan,” katanya kepada wartawan.
Selain itu menurutnya, Pesantren merupakan tempat berkumpul santri dari berbagai wilayah. Sehingga edukasi dibutuhkan seperti contoh untuk tempat dimana ia akan memberikan hak suaranya saat pelaksanaan.
“Dan ketiga, Pesantren jumlahnya yang banyak. Bahkan angka pastinya kita tidak tahu pasti. Sehingga ini menjadi satu segmen sasaran KPU melakukan sosialisasi,” ujarnya.
Athoillah mengatakan terdapat tiga tema besar yang diberikan kepada ratusan santri Tebuireng dengan 3 pemateri langsung.
“Yang pertama pembinaan motto untuk santri agar menggunakan hak pilih. Kedua tentang paparan tahapan pemilu yang sudah berjalan. Dan terakhir pentingnya pemilih pemula terlibat dalam pemilu,” kata mantan Ketua KPU Jombang ini.
Athoillah menambahkan bahwa sosialisasi itu tentunya ada output yang diharapkan ada partisipasi para santri dalam pemilu tahun depan.
“Selain memilih, santri juga berpartisipasi dalam kegiatan pemilu,” kata Athoillah.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com