Tuban, Jurnal Jatim – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perakitan dan perbaikan dinamo milik Bambang (53) di Tuban, Jawa Timur yang ditekuni keluarganya sejak tahun 50-an masih bertahan dengan kualitas tetap terjaga.
“Dari kakek, ayah, dan saya termasuk cucunya, dulu gak pernah ikut pelatihan atau sekolah. Saya belajar dari kakek untuk servis dinamo,” ungkap Bambang pemilik bengkel servis dinamo di jalan Wachid Hasyim, Kelurahan Sidorejo, Tuban, Rabu (9/3/2022).
Bambang mengaku bengkel miliknya itu pernah berjanji ketika masih bekerja dengan PT Varia Usaha sekitar tahun 1995 silam. Ia bersama rekan kerjanya saat itu pernah menangani seribu unit armada roda empat ketika ada perbaikan dinamo mesin.
“Saya dulu pernah pegang pabrik varia usaha khusus mobil, dulu waktu itu karyawan masih banyak, itu sekitar tahun 95-97, ramai-ramainya itu,” ujarnya.
Dikatakan dia, berjalanya waktu, teknologi terus berkembang membuatnya kewalahan untuk menangani servis dinamo model baru. Karena peralatan miliknya sama sekali tidak menggunakan mesin canggih atau peralatan otomatis lainya.
Kini ia hanya mampu menangani beberapa mesin penggerak bertenaga listrik kelas rumahan seperti pompa air, mesin cuci dan dinamo penggerak kincir air milik tambang di sekitar Tuban.
“Kesulitannya saat servis sekarang ini karena komponen yang berbeda, menggunakan ECU, dan kami tidak punya alatnya,” kata pemilik jasa servis dinamo tersebut.
Memang teknologi otomotif sekarang hampir seluruh sistem operasinya menggunakan Electronic kontrol unit (ECU) untuk segala jenis otomatis roda dua atau roda empat sebagai kontrol tunggal.
Untuk memperbaiki komponen didalamnya harus menggunakan Aplikasi dari pabrik otomotif dan itu harganya mahal, pendapatannya saat ini tidak sanggup untuk membeli peralatan itu.
Mahfud (56) salah satu karyawan dan juga masih sepupu dari Bambang menambahkan kondisi pendapatan jasa servis dinamo saat ini tidak menentu.
“Tidak tentu mas, kadang seminggu cuma ada 4 dinamo mesin cuci, kadang cuma dua, satu dinamo Rp60 ribu biayanya,” keluhnya.
Ia pun tidak berharap lebih dari pemerintah daerah, melalui pengalaman perjalanan usahanya itu, menurutnya gagasan untuk usaha kecil kelas bawah sepertinya tidak ada, pemerintah hanya mempentingkan praktek formal semata.
“Kurang bagus pemerintah daerah hanya tahu sekadar prakteknya saja, dari bawah gagasannya gak pernah ada,” katanya.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.