Tulungagung, Jurnal Jatim – Dua palang pintu di perlintasan kereta api sebidang di Tulungagung, Jawa Timur rencananya akan dipasang tahun 2022 ini. Pemasangan itu pasca insiden kecelakaan maut antara bus pariwisata dengan kereta api di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Minggu(27/2/2022) lalu.
Dalam peristiwa kecelakaan tersebut dilaporkan 6 orang penumpang bus meninggal dunia. Pengemudi bus juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tabrakan maut tersebut.
“Palang pintu di dua perlintasan akan dibangun pada tahun ini secara bertahap,” ujar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Selasa (8/3/2022).
Pemerintah Kabupaten Tulungagung juga telah melakukan rapat koordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian terkait rencana pembangunan dua palang pintu perlintasan kereta api di daerah setempat.
Maryoto mengungkapkan rencana lokasi pemasangan palang pintu di perlintasan KA adalah di Desa Ketanon dan Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru. Kedua perlintasan itu dinilai paling rawan karena banyak dilintasi oleh masyarakat.
Terlebih perlintasan di Desa Ketanon yang merupakan lokasi kecelakaan maut beberapa hari lalu. Sedangkan perlintasan di Desa Plosokandang berada di belakang kampuis UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang banyak digunakan oleh mahasiswa.
“Pembuatan palang pintu itu perlu beberapa izin. Selain juga terkait konstruksi palang pintu dan penjaganya,” ungkapnya.
Saat ini terdapat 18 perlintasan kereta api di wilayah Kabupaten Tulungagung yang tidak berpalang pintu. Namun baru dua di antaranya yang direncanakan untuk pengadaan palang pintu. Termasuk tenaga penjaganya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung, Galih Nusantoro mengatakan untuk perekrutan tenaga penjaga palang pintu KA dibutuhkan minimal tiga orang penjaga di setiap satu palang pintu. PT KAI dan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyerahkan perekrutan itu kepada Pemkab.
Galih berharap para penjaga palang pintu yang akan direkrut nanti merupakan warga sekitar lokasi. Baru jika tidak ada warga sekitar yang mau menjadi penjaga palang pintu KA, perekrutan akan dilakukan untuk warga daerah lain.
“Tiga orang itu bekerja secara shift selama 24 jam. Jadi per orang bekerja masing-masing delapan jam perhari secara shift,” katanya mengakhiri.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News