Wow! Omzet Industri Kopi Bubuk di Jombang Capai Rp300 Juta Perbulan

Jombang, Jurnal Pelaku usaha kopi bubuk di Jombang, Jawa Timur, H. Maulana Syahiduzzaman (37) sukses membesarkan usahanya. Betapa tidak, omzet pendapatan dari usaha merek mencapai Rp300 juta per bulan.

Pengusaha yang akrab disapa Kaji Maman tersebut merintis usahanya UD HMS sejak tiga tahun lalu tepatnya 2018 silam. Dia memproduksi kopi bubuk lokal itu di rumahnya Desa Tambakrejo, Gang V, , Jatim.

“Produksi kopi bubuk ini mulai tahun 2018 lalu dan alhamdulillah sampai sekarang bisa diterima di pasaran,” kata Kaji Maman kepada sejumlah wartawan, Minggu (24/10/2021).

Dalam proses pengolahannya, biji kopi berwarna coklat tersebut dimasukkan ke mesin. Tak berselang lama, keluar dari mesin penggilingan dalam bentuk serbuk. Bentuknya lembut, warnanya kecoklatan.

Lalu, bubuk tersebut ditempatkan dalam wadah yang berukuran besar. Setelah keluar itu dimasukkan ke dalam mesin kedua yang bentuknya lebih kecil. Di mesin tersebut terdapat plastik panjang yang sudah disablon bertuliskan ‘Bin Kopi’.

Bubuk kopi yang berada dalam mesin tersebut secara otomatis masuk dalam kemasan plastik. Dan jadilah bubuk kopi dalam kemasan sachet. Pengolahan itu dilakukan secara berurutan. Dari mesin penggiling, masuk ke mesin pengemasan dan terakhir dipacking dalam kardus.

Maman memilih menekuni usaha kopi bubuk itu tidak lepas saat dirinya di pesantren. Selama menjadi santri di pesantren Sunan Ampel, Jalan Agung Suprapto, Jombang beberapa tahun silam, minuman kopi adalah salah satu kegemarannya.

Selain itu, selama ini kopi yang dijual umum banyak mengandung penguat aroma. Dari situlah Maman membuka peluang dengan menyuguhkan kopi asli.

Wow! Omzet Industri Kopi Bubuk di Jombang Capai Rp300 Juta Perbulan

Setelah melakukan penelitian dan survei , Kaji Maman membeli sejumlah peralatan untuk mengolah biji kopi yang dibeli dari Wonosalam dan Malang.

“Ini membuktikan bahwa santri bisa masuk ke segala bidang. Bukan hanya masalah agama, tetapi juga mumpuni di bidang ekonomi. Dengan begitu, santri bisa menjadi solusi di tengah masyarakat,” tutur pria berusia 37 tahun tersebut.

Meski dilanda pandemi , usaha yang dirintis Kaji Maman tetap bergeliat. Bahkan, karyawan Bin Kopi tercatat 76 orang terbagi dalam beberapa bagian. Yakni, bagian produksi, distribusi, pemasaran, hingga pergudangan.

Maman mengungkapkan, dalam sehari, rata-rata mampu memproduksi 2 ton kopi. Bubuk tersebut dikemas dalam berbagai ukuran. Namun yang paling banyak adalah ukuran sachet 25 gram.

“Kalau omzetnya Rp200 sampai Rp300 juta per bulan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Selain di Jombang, Bin Kopi dipasarkan disejumlah wilayah di Jawa Timur, di antaranya di dan melalui media sosial.

“Biji kopi yang kita olah sebanyak dua ton dalam sehari. Pasarnya masih di Jawa Timur. Promosi, kami juga melalui media sosial, menggunakan instgaram, , serta ,” katanya.

 

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.

 

Editor: Azriel