Jombang, Jurnal Jatim – Empat Desa di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang langganan banjir kembali terendam air, Minggu (14/2/2021) malam. Banjir itu disebabkan karena luapan air sungai yang melintas di wilayah itu setelah hampir 4 jam diguyur hujan.
Ketinggian air di luar rumah mencapai 2 meter. Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari banjir kiriman itu.
Kepala Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang, Erwan Susanto mengatakan, sebelum air naik terjadi hujan selama hampir empat jam.
“Hujan sejak jam 4 sore sampai jam 7 malam, dan air naik mulai jam 8 malam, meluap ke permukiman khususnya di desa Kademangan,” kata Erwan, Minggu malam di balai desa Kademangan.
Ia menjelaskan kampungnya itu dihimpit dua sungai besar. Di sebelah barat ada sungai catak banteng aliran sungai Konto Kandangan, dan sebelah timur sungai pancir Gunting aliran dari Wonosalam.
“Nah, pas hujan itu sungainya meluap dan masuk ke permukiman penduduk sini,” dia menjelaskan.
Akibat luapan sungai itu, empat desa di Kecamatan Mojoagung, yakni, Desa Mancilan, Betek, Karobelah dan Kademangan terendam. Ketinggian air di luar rumah mencapai 2 meter.
“Di Kademangan ketinggian air sampai dua meter. Karena ini juga variatif, jadi yang terdalam itu dua meter. Di dalam rumah itu yang terdalam 50 sampai satu meter,” ujarnya.
Dia menyebut, sampai pukul 19.00 Wib, tercatat 618 rumah warga Dusun Kebundalem, Desa Kademangan yang tergenang banjir. Jumlah itu belum dari desa lain yang turut terkena banjir.
Pantauan di lokasi, sejumlah warga telah mengungsi ke balai desa setempat. Selain itu, ada pula yang mengungsi ke tempat keluarganya yang tidak terkena banjir.
“Rincian pengungsi di posko balai desa ada 7 orang lansia, anak anak 16 oran, dan 13 orang dewasa. Lainnya ke tempat saudaranya yang tidak terdampak,” pungkasnya.
Hingga Senin (15/2/2021) dini hari, banjir masih belum surut. Daerah itu memang menjadi langganan banjir. Air akan surut jika tidak terjadi hujan di wilayah Wonosalam dan Kasembon, Malang.
Editor: Azriel