JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Belasan mahasiswa asal Papua yang berada di Jawa timur bersama putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid melakukan ziarah ke Makam KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Penampilan Yenny saat itu tidak seperti biasanya. Selain memakai kerudung, Yenny memakai mahkota burung khas Papua.
Yenny mengatakan, kunjungan ke makam Gus Dur itu salah satunya untuk memberikan dan mengirim pesan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Papua yang ada di tanah Papua.
Ia juga mengingatkan kedekatan Gus Dur dengan berbagai elemen masyarakat di Papua, sebagai wujud kecintaan terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gus Dur saat itu terus berusaha memanusiakan serta mengangkat harkat dan martabat orang Papua.
“Tentu Semua masih ingat Gus Dur berusaha mengembalikan harkat martabat warga Papua. Dari yang semula merasa sebagai anak tiri NKRI, kemudian menjadi setara. Yakni mempunyai hak yang sama dalam semua hal,” ujar Yenny Wahid kepada sejumlah wartawan.
Yenny mengajak semua untuk sailng berangkulan dan menjaga perdamaian. Insiden beberapa waktu lalu yang berpotensi mengoyak persatuan, perlu dilakukan upaya komprehensif agar benang persatuan tetap terjalin utuh. Yenny memahami ada ketersinggungan warga Papua.
“Tentu tidak ada yang terima anaknya dihina dengan kata-kata menyakitkan. Mama-mama di sana pasti marah. Saya sendiri mama. Punya anak tiga. Saya mengerti rasa sakitnya ketika anak kita dihina,” ungkapnya.
Dirinya pun menghimbau agar semua pihak mengedepankan kearifan dan kasih sayang kepada sesama warga bangsa. Itulah nilai yang diajarkan para orang tua, kiai maupun pastor kita.
“Mari kita semua saling merangkul. Karena Papua adalah kita, dan kita adalah Papua,” kata
Editor: Azriel