Idul Adha Penuh Kebersamaan Santri Tebuireng Jombang Bakar Sate Rame-rame di Pesantren

Jombang, Jurnal  – Momen Idul Adha dirayakan para santri pesantren Jombang dengan membakar sate rame-rame di pondok itu, Senin (17/6/2024).

Para santri tampak penuh kebersamaan dan saat bakar daging yang didapat dari panitia penyembelihan hewan kurban pondok.

Setiap kamar 5-10 orang santri. Selain daging kurban, mereka juga mendapatkam bumbu lengkap dengan alat bakaran sate.

Pantauan JurnalJatim.com para santri membentuk kelompok dan mengelilingi tungku . Mereka bertanggung jawab atas tusukan sate yang dibakar di hadapannya masing-masing.

Salah satu santri, M Khoirul Sarifudin mengatakan tradisi bakar sate secara massal di lingkungan Pesantren sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Ia mengaku mengikuti acara di dalam pondok itu sudah empat kali selama mondok.

“Kelas 1 di Tebuireng itu saya bakar sate rame-rame, kemudian kelas 2 ditiadakan pas ada covid dan saya pulang ke rumah. Terus kelas 3 SMP serta SMA bakar-bakaran sate seperti ini. Jadi sudah 4 tahunan ini,” kata santri asal Subang Jawa Barat ini.

Khoirul mengaku senang meski tidak bisa pulang kampung pada momen iduladha ini. Apalagi, aktivitas bakar sate massal itu berlangsung meriah.

“Alhamdulillah senang banget bisa nyate dapat daging dari pondok, seru nyate di sini daripada di rumah, di rumah sendirian,” katanya.

Santri kelas 11 SMA tersebut menambahkan bahwa aktivitas bakar sate yang dilaksanakan bersama-sama oleh para santri berdampak positif untuk membangun kebersamaan dan solidaritas di kalangan santri.

“Alhamdulillah seru untuk kekompakan -anak, gotong rotong, untuk melatih kreaktifitas anak-anak dan rasa persaudaraannya anak-anak satu kamar bertambah,” ujarnya.

Pengurus Ponpes Tebuireng Jombang, Lukman mengatakan pesantren yang didirikan oleh Hadratussekh KH Hasyim Asy’ari itu menyembelih 27 ekor sapi dan 7 ekor kambing.

Hewan kurban dari kiriman sejumlah pejabat dan perusahaan itu selain dibagikan kepada masyarakat dan guru serta juga disate oleh santri.

Menurutnya, ada beberapa titik pembakaran sate massal yang berlangsung di dalam pesantren. Yakni pondok putra dan putri.

“Ada 4 titik bakar sate rame-rame di dalam pondok, yakni di pondok putra dan putri. Bakar sate bareng-bareng ini merupakan tradisi untuk menciptakan kebersamaan para santri di sini,” katanya.

Dapatkan update menarik hanya di .com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter .com