Persoalan Limbah Tahu di Jombang Belum Ada Solusi Pasti, Penjabat Bupati Inginkan Ini

, Jurnal Jatim – Penjabat Bupati Jombang Sugiat inginkan bicara dari hati ke hati dengan para perajin di wilayah setempat.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan solusi pasti mengenai pencemaran limbah tahu yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

Sugiat sebelumnya juga telah melakukan pertemuan dengan para pengusaha tahu untuk menemukan solusi yang tepat.

“Pada waktu saya mengundang kelompok masyarakat itu, ada salah satu keluhan bahwa ada pencemaran sungai itu kan mereka menyampaikan bahwa itu dari beberapa terutama masalah perajin tahu,” kata Sugiat akhir pekan lalu, Jumat (3/11/2023)

“Nanti ada pengolahan limbah menggunakan teknologi IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah),” lanjut ketua Kepala Daerah Sulawesi Barat ini.

Diakui Sugiat, IPAL yang selama ini dibuat belum berhasil. Karenanya membuang limbah hasil produksi pembuatan tahu ke sungai.

“Saya ingin datang nanti ke sentra itu, saya ingin bicara dari hati ke hati,” kata Sugiat menandaskan.

Pelaku usaha pembuatan tahu di Jombang, Jawa Timur beberapa hari terakhir menjadi sorotan publik karena sungai di Dusun Rejoso, Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang mengeluarkan sekaligus mengalami perubahan warna.

Tudingan disematkan pasalnya sebagian besar pelaku usaha pembuatan tahu, terkhusus di wilayah sentra pembuatan tahu di Desa Mayangan, Desa Sumbermulyo, dan Desa Ngumpul kecamatan setempat membuang limbah hasi usaha di sungai.

Ketua Asosiasi Pengusaha Tahu di Desa Mayangan, Imam Subeki mengaku dilema dengan kondisi tersebut. Ia tidak menampik, dari total data 85 orang pelaku usaha pembuatan tahu, sekitar 80 persen diantaranya membuang limbah ke sungai.

Satu sisi mata pencaharian warga usaha tahu, pada sisi lain pembuangan limbah ke sungai menjadi pemicu adanya pencemaran air sungai.

“Ya bagaimana lagi mas, dulu sudah pernah ada upaya solusi dari Dinas , pendampingan dan meminimalisir adanya limbah disungai, namun ya masih saja ada dan ini sudah lama. Apalagi saat musim ,” kata Subeki, Minggu (29/10/2023).

Secara rinci berdasar data yang ia miliki, ada 28 pelaku usaha di Desa Mayangan, 48 pelaku usaha di Desa Sumbermulyo, dan ada 9 pelaku usaha pembuatan tahu di Desa Ngumpul. Kesemuanya berada di Kecamatan Jogoroto, Jombang.

“Iya, namun data yang dipegang oleh Pemkab berbeda. Tapi yang mendekati akurat sekitar 80 sekian pengusaha tahu,” kata dia.

Setelah dilakukan kroscek dari data yang diterima, dari ada perbedaan kapasitas produksi dari sekitar 85 perajin tahu. Terbanyak jumlah produksi 35.000 kilogram per hari, sedangkan terkecil 20 kilogram per hari.

Kemudian ada 74 pelaku usaha membuang limbah di sungai, sisanya sebanyak 11 pelaku usaha membuang limbah di lahan sekitar tempat usaha.

Di iya kan oleh Subeki, jika pernah ada solusi dari Dinas Lingkungan Hidup () kabupaten Jombang melalui pendampingan dan kunjungan.

Namun, Subeki menyebut, persoalan limbah tetap saja muncul dan menjadi di masyarakat.

“Artinya Pemkab tetap melakukan upaya hanya saja kurang efektif, buktinya masih ada keluhan masyarakat terkait limbah,” katanya.

Subeki menginginkan solusi agar persoalan tersebut tidak muncul terus seakan tanpa penyelesaian. Semisal ada solusi untuk pembuatan IPAL di sekitar wilayah pelaku usaha.

“Kita siap untuk cari lahannya bahkan urunan (patungan) untuk membeli lahannya. Yang penting bisa menampung para pengusaha tahu yang ada diwilayah ini,” kata dia.

Kepala DLH Jombang Miftahul Ulum mengaku sudah melakukan upaya untuk meminimalisir adanya limbah berbau busuk di sungai yang menjadi keluhan masyarakat.

Pihaknya mengklaim melalui penanaman enceng gondok di seputaran sungai yang terdampak limbah bisa menjadikan air sungai kembali jernih dan tidak bau.

Ulum juga menunjukkan hasil penelitiannya mengenai keberhasilan enceng gondok yang dianggap bisa menetralisir bau dan keruhnya sungai karena limbah industri tahu.

Sementara terkait solusi permanen melalui pembuatan IPAL komunal, Ulum mengaku masih terbeban pada anggaran.

“Sementara cara ini dulu kita upayakan, untuk mengurangi beban pencemaran yang tepat dan tidak mahal,” ujarnya.

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter Jurnaljatim.com