Jumlah Sapi Terjangkit Gejala Mirip PMK di Jombang Bertambah

Jombang, Jurnal Jatim – Jumlah hewan ternak sapi yang terjangkit gejala mirip penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jombang, Jawa Timur bertambah dari 96 ekor menjadi 104 ekor berdasarkan laporan petugas kabupaten setempat.

“Kemarin 96 ekor, sekarang 104 sapi suspek (PMK),” kata Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugioto, Jumat (13/5/2022).

Dari jumlah 104 ekor sapi yang terindikasi PMK tersebut, 5 ekor sapi anakan atau biasa disebut pedhet yang masih menyusu induknya mati. Jumlah sapi yang mati itu sama dengan sebelumnya, artinya tidak ada penambahan.

“Yang mati ada 5 pedet kemungkinan karena air susu tidak maksimal. Saat ini pengobatan terus kita lakukan,” katanya.

Agus sebelumnya mengatakan puluhan ekor sapi yang dilaporkan terindikasi Penyakit Mata dan Kaki tersebar pada 4 kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Yakni Desa Sidolegi Kecamatan Wonosalam; Desa Grobogan Kecamatan Mojowarno, Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang dan Desa Manduro, Kecamatan Kabuh.

Sampel darah sapi diduga terjangkit PMK itu telah diambil oleh tim hewan dan saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.

Sembari menunggu hasil, sapi suspek PMK itu diberi pengobatan dengan vitamin dan antibiotik. Menurut Agus, sejauh ini sejumlah sapi yang suspek PMK telah berhasil dan sehat.

“(Sapi) kita obati, kita beri vitamin, antibiotik dan alhamdulillah di Wonosalam ada dua tempat sapi sembuh dan membaik. Di sana ada satu kandang yang sudah sembuh juga,” ujarnya, Kamis (12/5/2022).

Mengantisipasi penyebaran virus PMK pada hewan ternak di Jombang, Agus menyebut, pihaknya telah membentuk tim gugus tugas pengendalian dan penanggulangan PMK pada sapi. Tim itu terdiri dari mantri dan dokter hewan, serta stakeholder terkait.

Gugus tugas yang telah dibentuk melakukan monitoring sekaligus pemeriksaan hewan ternak di pasar dan di masyarakat. Seperti di antaranya di Kecamatan Kabuh. Di sana, ditemukan satu ekor sapi bergejala menyerupai virus PMK.

“Pemantauan ini dalam rangka pencegahan penyebaran PMK di Jombang,  sehingga yang dapat masuk ke sini hanya hewan ternak dengan kondisi sehat, satu ekor sapi suspek kita kembalikan kita minta untuk putar balik dari asal Ngimbang,” katanya.

Diakui mantan Kasat ini, sapi yang terkena mayoritas dari luar daerah. Seperti berasal dari Mojokerto, , Gresik dan Lamongan yang sejak dari awal terjangkit wabah PMK.

Agus mengimbau kepada peternak sapi di Jombang untuk tidak panik. Ia menyebut, masa inkubasi virus PMK terjadi selama 14 hari. Dan setelah dinyatakan sembuh sapinya akan sehat kembali.

“Jadi imbauan kalau sakit jangan dijual, tetapi bertahan dan bekerjasama dengan dinas Peternakan untuk diobati, diberi vitamin,” ujar Agus.

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow .com di google news dan akun instagram Jurnaljatim.com.