Jombang, Jawa Timur – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa usai menghadiri wisuda mahasiswa Unipdu (Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum) di Kabupaten Jombang, Minggu (28/11/2021) mengatakan awal Desember 2021 nanti akan mengirim tim ke Mesir untuk menjajaki peluang sister province dengan Alexandria.
Sister Province merupakan istilah relasi antara pemerintah-pemerintah daerah. Sister province dengan Alexandria dilakukan pascakunjungan Duta Besar untuk Indonesia, Ashraf Mohammaed Sultan di Gedung Negara Grahadi, di Surabaya, Jumat (19/11/2021) lalu.
“Beberapa hari setelah (kunjungan) itu, langsung Dubes kita yang ada di Mesir Muhammad Lutfi kirim surat, agar Pemprov Jatim mempertimbangkan untuk melakukan sister province dengan Alexandria,” kata Khofifah.
Menurutnya, berarti komunikasi antara Dubes Mesir yang ada di Indonesia dengan Dubes RI yang ada di Mesir saat itu tersambung. Lalu Kofifah mencoba untuk mengomunikasikannya.
“Insyaallah awal Desember ini akan ada yang ke sana. Jadi bukan saya, tapi saya kirim tim untuk melakukan penjajakan nanti apa saja yang kita bisa lakukan kerja sama dengan Mesir,” ujarnya.
Kebetulan, kata Khofifah, sekarang ini (Mesir) sudah ada rencana kerjasama dengan kabupaten Malang dan Batu. Mesir sedang membangun 14 kota baru yang dalam pembangunan kota tersebut membutuhkan tanaman-tanaman hias.
“Dulu tanaman-tanaman hias di Mesir di impor dari India, nah sekarang ini tanggal 26 kemarin jalan ke Mesir untuk membawa tanaman tanaman hias, komandannya Pak Mentan sendiri, dari kota Batu dan Kabupaten Malang. Ini juga sama melakukan misi dagang ke Mesir,” kata dia.
Jadi, Khofifah melanjutkan, hubungan ekonomi, hubungan bidang penddidikan dan hubungan bidang budaya mencoba untuk dilakukan penguatan kembali antara Pemprov Jatim dengan Mesir terutama nanti jika sister province sudah terjalin.
Menurut Khofifah, Kedubes Mesir sudah berkeliling ke berbagai pesantren salaf untuk mengetahui proses pembelajaran. Nah, dari proses pembahasannya dengan wakil Grand Syeikh Al-Azhar kala itu, bahwa diketahui ada standardisasi yang tidak terpenuhi oleh Al Azhar, karena pesantren itu bukan kategori pesantren yang standar pengajarannya dari kementerian agama.
“Oleh karena itu, saya minta dicek itu, bahwa mereka bahasa arabnya bagus, kalau mereka misalnya harus punya modal hafalan, mereka juga sudah standar keilmuannya bagus, tetapi mekanisme di pesantren salaf yang tidak mendapatkan ijazah dengan standar Al-Azar, hanya itu sebetulnya,” katanya.
Gubernur Khofifah pun berharap itu akan menjadi bagian dari pertimbangan nanti kalau mereka (santri pesantren salaf) akan melanjutkan kuliah di Al-Azar.
“Inj bisa menjadi pertimbangan seperti ada Ujian Persamaan atau Upers,” ujar Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Sebatas diketahui, rapat terbuka senat mahasiswa Unipdu diikuti sekitar 500 orang lebih di gedung olahrga Unipdu, lingkungan pondok pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang.
Acara berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni semua orang wajib memakai masker dan memakai face shield, mencuci tangan di tempat yang disediakan panitia serta duduk diatur berjarak.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Hafid