Jombang, Jurnal Jatim – Menjelang pergantian Tahun Baru China yang disebut oleh Tionghoa Indonesia sebagai Hari Raya Imlek, permintaan dupa, lilin hingga kertas sebagai sarana untuk perlengkapan upacara meningkat.
Perayaan Imlek tahun 2021 jatuh pada Jumat 12 Februari mendatang. Meski terjadi peningkatan permintaan Dupa, namun tidak seperti menjelang perayaan Imlek tahun lalu, karena saat ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
Seorang pedagang perlengkapan Imlek di Jalan RE Martadinata, Jombang, Jawa Timur Erli (46) mengatakan, peningkatan permintaan Dupa Hio saat ini mencapai 70 persen.
“Sekarang sudah mulai lumayan, (Dupa) Hio biasanya yang diminta, lilin, sama kertas-kertas buat Imlek itu. Mendekati Imlek ini lumayan, masih 60 sampai 70 (persen),” kata Erli, Rabu (3/1/2021).
Menurut dia peningkatan permintaan Dupa jika dibanding momen menjelang Imlek pada tahun lalu, dirasakannya masih ‘jauh‘, karena saat itu belum terjadi Pandemi.
“Sekarang meningkat tapi tidak seramai dulu sebelum pandemi COVID-19. Tapi sekarang sudah mulai banyak,” tuturnya.
Jika sebelum terjadi Pandemi COVID-19, omset penjualan aneka macam dupa, kemenyan, dan barang-barang lainnya bisa mencapai Rp2,5 Juta hingga Rp3 Juta dalam sehari.
Bahkan, kata Erli, ketika menjelang perayaan tahun baru warga Tionghoa itu omset penjualannya bisa mencapai Rp4 Juta hingga Rp5 Juta dalam sehari.
Namun di masa pandemi virus corona ini, omset penjualan bisa ‘ramai‘ ketika momen-momen tertentu saja, seperti momen menjelang perayaan Imlek.
“Sekarang lumayanlah mas, tidak seperti kemarin-kemarin, parahnya pas pertama Pandemi COVID-19,” tuturnya.
Lebih lanjut Erli mengatakan, di saat pandemi ini, mayoritas penjualan Dupa Hio ditempatnya menggunakan sistem pesan antar. Yakni, jika ada orang yang memesan, maka Erli akan mengantar.
“Jadi ada pesanan terus diantar, jadi jarang yang ke sini,” tandasnya.
Editor: Azriel