JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Sejumlah petani di Jombang terpaksa memanen tanaman padinya lebih awal. Sebab, padi tersebut mulai diserang hama wereng. Seperti disampaikan Sriyatin, petani Dusun Gondang, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang.
Ia mengatakan hama wereng mulai terlihat menyerang tanaman padinya sekitar dua pekan terakhir. Wereng itu menggerogoto batang dan isi tanamab padi.
“Terlihat seperti ini, batang padinya mengering dan butir padinya ompong (tidak ada isinya),” kata Sriyatin sembari menunjukkan tanaman padi yang dipanennya.
Hasil panen menyusut 30 persen
Menurut Sriyatin, padi di sawahnya belum waktunya di panen. Namun, jika harus menunggu selama 90 hari, justru akan gagal panen karena diserang wereng. Sriyatin memperkirakan hasil panen di sawahnya seluas 20 hektar menyusut sekitar 20 hingga 30 persen.
“Jika normal dari luasan tanaman padi ukuran luas seper dua puluh hektar bisa mendapat hasil panen mencapai satu ton, namun karena serangan hama wereng, padi yang didapat turun menjadi 8 kuintal,” ujarnya.
Merebak di 10 Kecamatan di Jombang
Terkait dengan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di musim penghujan (MP) pertama tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Priadi, mengatakan, ada puluhan kecamatan di Kabupaten setempat yang diserang wereng.
Dia menjelaskan, pada periode pengamatan mulai 1 hingga 15 Maret, hama wereng merebak di 10 dari 21 Kecamatan di Jombang. Di antaranya Kecamatan Sumobito, Kesamben, Jombang, Gudo, Bandarkedungmulyo, Peterongan, Perak, Kabuh, Jogoroto, dan Kecamatan Diwek.
“Hama Wereng di Kabupaten Jombang di musim penghujan yang pertama ini, serangan pada periode 15 Maret 2020 itu ada 10 Kecamatan, sejumlah 451 hektar,” ujar Priadi, Senin (30/3/2020).
Serangan wereng meningkat 300 persen
Ia mengatakan, 8,5 hektar tanaman mengalami puso atau tidak membuahkan hasil. Rinciannya, 8 hektar di Kecamatan Kabuh, dan setengah hektar di Kecamatan Gudo.
Dibandingkan dengan tahun lalu, serangan wereng tahun 2020 naik sekitar 300 persen dibandingkan denga tahun lalu 2019. Penyebabnya karena ada mundurnya musim tanam. Sejumlah petani terpaksa memanen tanaman padi lebih awal karena diserang wereng.
Dipengaruhi musim tanam mundur
Priadi mengungkapkan, perkembangan hama wereng tersebut dipengaruhi oleh mundurnya musim tanam. Biasanya, pada bulan November hingga Oktober sudah tanam, tetapi pada musim ini sampai bulan Januari.
Penyebab lainnya, jarak tanamnya sangat sempit sehingga tumbuhnya tanaman sangat luar biasa karena ada hujan, namun terjadi sirkulasi udara yang tidak bisa terurai, dimana dari bawah itu ada kelembaban air.
“Kemudian dari atas sinar matahari tidak mampu menembus dan anginnya tidak mampu memberikan sirkulasi udara di tanaman hingga ke bagian sawah,” ujar Priadi .
“Upaya yang sudah dilakukan, penyediaan obat pembasmi wereng,” sambungnya.
Lakukan sistem tanam jajar legowo
Kedepan, kata Priadi, akan dilakukan sosialisasi gerakan untuk menanam padi dengan model sistem Jajar legowo. Yakni, satu sistem penanaman padi yang pada intinya dilakukan dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman.
Selain itu, pihaknya akan memfungsikan 21 Kecamatan itu untuk memperbanyak obat Beauveria bassiana digandakan oleh Poktan dan nanti disemprotkan kepada tanaman padinya, sehingga terjadi keseimbangan ekosistem antara wereng dan jamur predatornya wereng.
Editor: Azriel