Jombang, Jurnal Jatim – Pembelajaran muatan lokal Mulok keagamaan di Jombang era pemerintahan Mundjidah-Sumrambah membentuk karakter siswa yang agamis hingga dinilai berdampak positif bagi anak didik.
Kurikulum muatan lokal keagamaan dan pendidikan diniyah pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tertuang dalam Peraturan Bupati (PERBUP) nomor 41 tahun 2019.
Salah satu wali murid SDN di Kecamatan Plandaan, Jombang Teguh Setiawan (46) mengatakan Mulok keagamaan mampu merubah karakter putrinya yang saat ini duduk di bangku kelas 6 SD lebih agamis.
Terlebih kawasan pinggiran jauh dari Pondok Pesantren (Ponpes) besar, adanya kurikulum berbasis kepesantrenan dianggap mampu menjawab kebutuhan pengetahuan agama bagi anaknya
“Seperti di kawasan beberapa desa wilayah Kecamatan Plandaan ini, kan jauh dari pondok besar jadi ya sangat butuh hal itu,” kata Teguh.
Disebut dia, adanya tambahan pendidikan agama dianggap efektif merubah karakter peserta didik. “Alhamdulillah anak saya ada perkembangan positif, baik salatnya maupun bacaan Alqurannya, kadang dia hafalan surat pendek,” ujarnya.
Anang (50) wali murid salah satu SMP Negeri di Jombang menambahkan kurikulum kepesantrenan selama ini hanya ditemui di sekolah lingkungan pesantren, seperti Rejoso, Tebuireng, Denanyar dan Tambakberas.
Namun, setelah ada Perbup Nomor 41 Tahun 2019, sekolah di luar naungan pesantren diberlakukan sama. “Ya kita memang butuh itu, terutama akhlak ya, kalau diniyah kan diajarkan kitab tentang akhlak,” ujar dia.
Menurut Anang, Jombang adalah Kota Santri maka kurikulum tentang Mulok agama dan diniyah itu memang harus ada. “Saya rasa ini harus ada dan bagus, apalagi julukan Jombang adalah Kota Santri,” katanya.
Akademisi M Yahya Ashari, menilai perbup tentang kurikulum muatan lokal itu bisa memberikan hak yang sama pada satuan pendidikan.
“Ini bisa menjadi karakter siswa ya, siswa Kota Santri, juga bisa memberikan hak kepada siswa, belajar ilmu agama tidak harus memasukkan ke pendidikan di lingkungan pesantren, Dinas Pendidikan sudah bisa menjawab itu melalui Perbup,” kata dosen Unipdu Jombang ini, Sabtu (16/11/2024).
Namun, ketika ingin mendalami lebih jauh, anak-anak didik bisa dimasukkan pesantren.“Jombang sudah bisa menjawab semua itu,” katanya.
Menurutnya, aktualisasi program itu bisa mencetak karakter siswa yang agamis, hal itu dinilai penting khususnya untuk pendidikan dasar. Namun begitu Yahya berpendapat ada beberapa evaluasi yang harus dilakukan oleh Disdikbud Jombang khususnya kesejahteraan guru.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.