Jombang, Jurnal Jatim – Penanganan stunting di Jombang menjadi salah satu program prioritas calon Bupati dan wakil bupati Mundjidah Wahab dan Sumrambah jika terpilih sebagai kepala daerah periode kedua.
Catatan data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB PPPA), Jombang, terdapat 5 desa teratas yang memiliki jumlah kasus tertinggi stunting.
Yakni Desa Rejoagung Kecamatan Ngoro; Watugaluh Kecamatan Diwek; Madiopuro Kecamatan Sumobito; Desa Kedunglumpang Kecamatan Mojoagung dan Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang.
Mundjidah mengungkapkan pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu program yang akan diprioritaskan guna mewujudkan lahirnya generasi emas 2045.
Dalam upaya mencegah dan menangani stunting, Mundjidah – Sumrambah telah memulainya sejak keduanya menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jombang pada periode 2018 – 2023.
Disebutkan Mundjidah, selama 5 tahun memimpin Kabupaten Jombang bersama Sumrambah, pembangunan belasan ribu MCK berhasil dilakukan.
“Untuk menurunkan stunting, kita telah melakukan pencegahan dengan membangun 19,429 MCK dalam waktu 5 tahun,” kata Mundjidah dalam debat terakhir Pilkada Jombang 2024 di Ballroom Hotel Yusro Jombang, pada Sabtu (16/11/2024) malam.
Dalam penanganan stunting, Pemkab Jombang selama di bawah kepemimpinan Mundjidah – Sumrambah juga bekerja sama dengan UNICEF untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan.
“Kita juga telah bekerjasama dengan UNICEF untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kapasitas tenaga Ormas untuk pendidikan masyarakat dalam mencegah stunting,” ujar Bupati Jombang periode 2018-2023 ini.
Untuk penanganan stunting, pihaknya akan menyiapkan berbagai program guna meningkatkan kapasitas tenaga medis serta menyiapkan langkah-langkah penanganan medis yang tepat.
Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan kader-kader posyandu dalam melakukan pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Jombang. “Penanganan medis, tentu kita lakukan,” tandasnya.
Perlu diketahui, 20 desa dinyatakan lokus stunting karena memiliki kasus yang tinggi. Hal itu dinyatakan dalam Surat keputusan bupati Nomor 188.4.45/79/415.10.1.3/2024 tentang lokus prioritas percepaan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Jombang.
Yakni Rejoagung Ngoro dengan 84 balita stunting dan 341 keluarga berisiko stunting. Desa Watugaluh Kecamatan Diwek dengan 48 kasus stunting. Desa Madiopuro Kecamatan Sumobito 46 kasus, Desa Kedunglumpang Kecamatan Mojoagung 45 kasus
Kemudian Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang 43 kasus. Desa Losari Kecamatan Ploso 43 kasus, Desa Sebani Kecamatan Sumobito 42 kasus, Desa Keras Kecamatan Diwek 42 kasus.
Berikutnya Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito dan Desa Dukuhmojo Kecamatan Mojoagung yang masing-masing terdapat 41 kasus.
Lalu Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung 39 kasus. Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Desa Ploso Kecamatan Ploso, Desa Gedongombo Kecamatan Ploso masing-masing 37 kasus.
Kemudian Desa Pandanwangi Kecamatan Diwek 35 kasus, Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam 34 kasus. Desa Tambakrejo Kecamatan Jombang 34 kasus, Desa Sumobito Kecamatan Sumobito 32 kasus, Desa Purisemanding dan Desa Tondowulan Kecamatan Plandaan masing-masing 32 kasus.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.