Jombang, Jurnal Jatim – Mundjidah Wahab baru-baru ini berkunjung ke kampung manik-manik Gambang, Desa Plumbongambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.
Calon bupati Jombang nomor urut 1 pada Pilkada 2024 ini tidak hanya sekedar melihat proses pembuatan, tapi turut merangkai atau meronce bahan manik-manik menjadi hiasan gelang tangan dan kalung.
Mundjidah duduk membaur bersama para pekerja kerajinan atau perajin sentra UMKM manik-manik milik Titik, Senin (7/10/2024).
Sembari meronce, calon bupati yang berpasangan dengan calon wakil bupati Sumrambah tersebut juga menyosialisasikan program kerjanya lima tahun ke depan jika kembali terpilih memimpin Jombang untuk periode kedua.
Mundjidah menegaskan mendukung para perajin melalui program fasilitas UMKM bermitra dengan perbankkan dan membuka peluang pemasaran secara langsung maupun online.
“Kita support mulai akses perbankkan untuk modal jaminan rendah dan pemasarannya,” kata bupati Jombang periode 2018-2023 itu di hadapan pegiat UMKM manik-manik.
Dukungan putri pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah itu direspons positif oleh Titik. Ia mengaku bersyukur Pemerintah Kabupaten memberikan surport terhadap usaha yang ditekuninya selama bertahun-tahun itu.
“Harapan kami pemerintah bisa membantu modal dan tentunya pemasaran. Karena ini juga membuka lapangan pekerjaan kami ada 15 karyawan,” ujar perempuan 33 tahun itu.
Titik menceritakan usaha rumahan manik-manik di wilayahnya itu sudah berjalan sejak 1980-an secara turun menurun.
“Di sini memang banyak yang mempunyai usaha itu,” kata Titik kepada wartawan.
Manik-manik di Desa Plumbongambang itu, kata dia dibuat dari bahan dasar kaca bekas, seperti piring, gelas, botol kaca pecah atau yang sudah tidak terpakai. Selain bisa meminimalisir sampah kaca, kerajinan itu bisa menghasilkan rupiah.
“Bahannya pecahan beling, kaca bekas, dilebur dengam cara dipanaskan kemudian ditarik sampai menjadi panjang, selanjutnya dipotong dan dironce,” ujar owner JavaBeads tersebut.
Usaha yang digeluti Titik hingga kini sudah tembus mancanegara. Tentunya itu menjadi kebanggan tersendiri bagi titik. “Paling jauh, Amerika, Cina. Penjualannya bisa langsung juga melalui online,” katanya.
Adapun harga yang dibanderol paling murah Rp5 ribu dan termahal Rp2 jutaan per buah. “Tergantung bahan, tingkat kesulitan dan estetikanya, namun yang harga Rp2 jutaan ini tadi habis tidak ada,” imbuhnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.