Jombang, Jurnal Jatim – Dengan Manasik Memantaskan Diri Untuk Berhaji menjadi tema latihan manasik haji yang diikuti oleh ribuan siswa di stadion Merdeka Jombang.
Anak-anak diajarkan tata cara dan tahapan-tahapan dalam melaksanakan ibadah haji, mulai dari ihram, tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, hingga melempar jumrah.
Ribuan siswa yang mengikutinya tergabung dalam jaringan sekolah Islam Terpadu di Kabupaten Jombang dan siswa dari Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Jombang.
Mereka diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kerukunan dan solidaritas di antara peserta, yang merupakan cerminan dari nilai-nilai Islam yang harus dijunjung tinggi.
Pj Bupati Jombang Sugiat mengatakan manasik haji bukan hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga menjadi sarana yang sangat baik untuk menumbuhkan semangat dan kecintaan anak-anak terhadap rukun Islam kelima, yakni menunaikan ibadah Haji.
“Dengan demikian, anak-anak kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan secara teoritis, tetapi juga pengalaman praktis yang Insyaallah akan tertanam kuat dalam benak mereka,” katanya, Sabtu (22/6/2024).
Manasik Haji merupakan simulasi dari pelaksanaan ibadah haji yang sesungguhnya. Sugiat mengajak para orang tua untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan pendidikan dan pembinaan anak-anak.
“Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi dan membimbing anak-anak dalam memahami dan menghayati nilai-nilai agama yang diajarkan,” katanya.
Sugiat berharap melalui manasik, anak-anak dapat semakin memahami pentingnya ibadah haji dan menanamkan niat yang tulus untuk kelak dapat menunaikannya.
“Mari kita bersama-sama mempersiapkan Indonesia Emas, memberikan dukungan penuh agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan berprestasi,” kata Sugiat yang juga kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sulawesi Barat tersebut.
Sebelumnya, sekitar seribu guru Raudlatul Athfal (RA) se-Kabupaten Jombang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Manasik Haji di lapangan Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Rabu (19/6/2024).
“Haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki makna sangat mendalam bagi setiap muslim. Ibadah ini tidak hanya menguji kemampuan fisik, tetapi juga menguji kekuatan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, persiapan yang matang dan pemahaman yang mendalam tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji sangatlah penting,” kata Sugiat.
Ia berharap para guru RA dapat memperoleh pengetahuan yang komprehensif mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji. Dengan demikian, para guru tidak hanya mampu membimbing peserta didik dalam memahami ibadah haji secara teori, tetapi juga dapat memberikan contoh nyata dalam praktik.
Lebih dari itu, Sugiat berharap dapat menjadi pemicu semangat para guru untuk sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan berdoa agar suatu saat dapat dipanggil oleh Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah.
“Sesungguhnya, haji bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah panggilan spiritual yang diidamkan oleh setiap muslim,” tandasnya.
Kepala Kantor Kemenag Jombang Muhajir mengingatkan bahwa rukun Islam kelima adalah menunaikan ibadah haji.
“Jadi rukun Islam yang kelima itu belum diamandemen, masih haji. Maka kalau ada yang promo haji nunggunya lama, maka umroh saja, jangan termakan rayuan itu,” katanya.
Muhajir menambahkan bimtek Manasik Haji bagi guru RA penting, karena saat mengajar kepada anak-anak kalau hanya disampaikan secara teori di kelas akan sulit dipahami, tetapi ketika dipraktikkan akan lebih membekas dan lebih bermakna.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com