Warga di Jombang Terancam Kehilangan Tanah dan Rumah Akibat Tergerus Arus Sungai

Jombang, Jurnal Jatim – Sejumlah warga di sekitaran sungai Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Kecamatan , Kabupaten Jombang, terancam kehilangan tanah dan rumah akibat tergerus arus.

Luapan air sungai Catakbanteng di Desa setempat menggerus tanah mereka hingga habis. Bahkan ada warga yang tanah dan bangunan amblas. Paling parah di RT 01 RW 04 desa setempat.

“Banyak rumah yang terancam, ada sekitar 40 an. Bahkan juga ada tanah dan bangunan amblas mas,” kata warga yang rumahnya juga terdampak, Irene, ditemui di lokasi, Sabtu (9/3/2024).

Ia mengatakan, aliran sungai Catakbanteng saat ini sudah bergeser cukup jauh akibat tergerus. Warga yang tinggal di sekitar sungai ada yang terpaksa pindah, tinggal di rumah saudara, ke luar kota, atau pindah beberapa meter.

“Ini rumah di sebelah saya sekarang tidak dipakai. Dulunya ini bekas ruang tamu, dan juga dapur, sekarang kondisinya retak dan membahayakan. Padahal ini tanah sendiri, bukan milik , ada suratnya,” kata ibu rumah tangga ini.

Ketua RT 01 RW 04, Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Sukendri mengatakan banyak tanah warga lingkungannya hilang tergerus arus. Beberapa rumah juga dengan kondisi retak.

“Kalau khusus di RT sini ada sekitar tujuh rumah warga yang terdampak, kondisinya kritis,” katanya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, bantaran sungai Catakbanteng tersebut sudah sangat membahayakan. Hal itu terjadi akibat arus sungai yang mulai berubah arah karena adanya pendangkalan.

Rumah-rumah warga hanya tersisa 1 meter dari bantaran sungai, bahkan ada pula yang mengantung di bibir sungai. Sejumlah dapur dan terpaksa dibongkar untuk dipindahkan agar tak hanyut terbawa banjir.

Sukendri menceritakan, sekitar sepuluh tahun lalu bangunan rumah-rumah warga itu berjarak 4 meter lebih dari bibir sungai. Lebar sungai saat itu juga cuma 3 meter.

Tahun 2010 silam, Sukendri bersama warga melakukan di bantaran sungai. Namun, pada 2022, bantaran dan perlahan habis tergerus arus.

“Dulu lebar sungai cuma tiga meter, lah ini melebar hingga mengenai rumah-rumah warga. Kejadian paling parah tahun ini,” katanya.

Pada Jumat (8/3/2024) lalu, longsor terjadi di sungai itu. Sejumlah pohon, di antaranya bambu penahan tanggul yang ditanam di tepi sungai beberapa tahun silam tumbang, beruntung rumah warga di sekitarnya selamat meski kondisinya kritis.

“Kami melakukan kerja bakti di tepi sungai yang longsor. Sebab, kalau tidak dilakukan bisa membahayakan warga. Seperti yang sampean lihat, kondisinya kritis,” katanya.

Atas kondisi itu, ia berharap ada perhatian dari setempat. Setidaknya ada solusi yang membuat nyaman warga. Sebab warga selalu was-was terutama pada malam hari ketika turun hujan dan sungai meluap.

Kepala Desa () Kademangan Hendro Wahyu Adi membenarkan terjadi longsor bantaran sungai tersebut. Warga juga telah melakukan kerja bakti di lokasi tersebut.

“Pas ada barongan (bambu) longsor, tanah pekarangan,” kata Hendro via pesan singkat Whatsapp.

Terpisah, Kepala Bayu Pancoroadi mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi tersebut. Hasil pengecekan itu kemudian dilaporkan ke BBWS yang mempunyai kewenangan.

“Untuk aliran dari Sungai Kaligunting, Pancir Tahun 2023 September sudah kami sampaikan ke BBWS melalui bupati, tinggal action. Nah kalau ini yang sungai Catakbanteng akan kami telusuri lagi,” ujar Bayu dikonfirmasi.

Dapatkan update menarik hanya di , Jangan lupa follow di jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter .com