Harga Kedelai di Jombang Terus Naik, Pemkab Belum Ada Solusi

Jombang, Jurnal kedelai di Jombang terus naik. Pemerintah kabupaten () setempat menyatakan belum ada solusi pasti mengatasi naiknya harga bahan baku tahu dan tempe tersebut.

Penjabat (Pj) Bupati Jombang Sugiat mengatakan jika kenaikan harga kedelai belum mendapatkan solusi. Sementara (OP) yang selama ini dilakukan, baru sebatas komoditas beras.

“Operasi pasar baru beras, untuk kedelai belum, kita coba carikan solusinya seperti apa,” kata Sugiat.

Sugiat mengaku, sejauh ini pihaknya juga belum mendapat secara langsung dari perajin tahu di Jombang, curhatan yang dimaksud adalah kenaikan harga kedelai itu.

“Sejauh ini belum, karena kami baru membahas masalah limbah,” tandas kepala (Badan Intelijen ) Sulawesi Barat tersebut.

Harga kedelai yang terus merangkak naik tentunya mengganggu produksi para perajin usaha tempe dan tahu di Jombang. Mereka berusaha menyiasati produksinya agar tidak merugi hingga gulung tikar.

Menurut perajin tahu di Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Jombang, harga kedelai sebelumnya paling rendah Rp10.100 per kilogram, kini tembus Rp12.100 per kilogram.

Mereka mengaku belum belum mengetahui pasti penyebab naiknya harga kedelai itu.

Ketua Asosiasi Tahu di Desa Mayangan Imam Subeki menyampaikan ada kenaikan harga kedelai beberapa pekan terakhir.

“Memang ada kenaikan, kemarin waktu harga terendah itu Rp10.100, naik, naik, naik dengan puncak sekarang Rp12.500, dua hari lalu turun menjadi Rp12.100,” kata pria yang akrab disapa Beki kepada wartawan, Selasa (14/11/2023).

Menurut Beki, kenaikan harga kedelai sejauh ini tidak berimbas pada proses produksi. Para perajin tetap memproduksi kedelai untuk bahan dasar tahu.

“Kesulitan ada, cuman tidak seberapa, sebatas kenaikan kita masih bisa beroprasi, kita masih bisa mengatur entah dari potongan, atau menaikkan harga,” ujarnya.

Dapatkan update berita menarik hanya di .com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.