Jombang, Jurnal Jatim – Demo warga Desa Dukuhmojo dan Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang memprotes proyek perbaikan jalan, Rabu (15/11/2023).
Warga yang didominasi emak-emak dan anak-anak tersebut demo mendatangi lokasi proyek pembangunan jalan cor sepanjang Desa Mojotrisno hingga Desa Dukuhmojo Kecamatan Mojoagung.
Pantauan wartawan di lokasi, warga sambil membawa sejumlah poster bertuliskan keluh kesahnya mempertanyakan masa pekerjaan jalan raya yang tak kunjung selesai.
Mereka berkumpul di tengah-tengah jalan yang diperbaiki sambil terus berteriak dan melontarkan protesnya.
Pemicu masyarakat turun jalan karena kesal proyek yang menghubungkan Jombang ke arah Kediri ini sangat menganggu aktivitas dan roda perekonomian.
“Penghasilan dari usaha warung dan kios kami di sepanjang jalan proyek pembangunan jalan ini usaha kami merosot tajam. Bahkan banyak di antara kami ini yang memilih tutup karena selalu merugi,” kata salah satu warga Dukuhmojo, Sadam Husein di tengah-tengah protesnya.
Sadam mengungkapkan selama proyek itu berjalan, di lokasi tersebut juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
“Sekitar 14 November 2023 ada kecelakaan tunggal jatuh saat mau menyeberang jalan yang mengakibatkan korban patah tulang,” ujarnya.
Sadam juga mempertanyakan rampungnya pekerjaan itu. Sebab sejauh ini tidak ada sosialisasi dan kompensasi dari pelaksana proyek yang diberikan khusus bagi warga terdampak pekerjaan itu.
“Jadi paling tidak kalau ada warning kalau ada proyek ini mulai bulan ini sampai sekian masyarakatpun bisa antisipasi, atau bisa jaga-jaga bagaimana nanti kedepannya kalau ada proyek jalan warung akan tutup atau pengurangan karyawan dan sebagainya itu tidak kami rasakan,” tandasnya.
Lebih lanjut Sadam dan warga lainnya berharap pekerjaan itu segera usai dan jalan raya tersebut segera bisa digunakan normal kembali.
Sebab proyek pegecoran jalan ini sudah cukup lama. Menurut Sadam, proyek ini dimulai pertengahan Agustus sampai pertengahan November. Namun sampai saat ini pekerjaan masih terlihat semrawut, bahkan banyak material bangunan berserakan.
“10 hari lalu ada edaran ditutup pada 2 November sampai 2 Desember lihat saja mudah-mudahan lancar,” katanya.
Lantaran tidak mengantongi izin, demo warga yang diikuti emak-emak juga anak-anak itu dibubarkan aparat kepolisian.
Kapolsek Mojoagung Kompol Bambang Setyo Budi menyatakan, kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut bukanlah unjuk rasa, karena tidak berizin.
“Ini bukan unjuk rasa tidak ada karena tidak berizin, saya selaku penanggungjawab keamanan di Mojoagung bersama dengan Pak Camat menyatakan tidak ada unjuk rasa. Hanya beberapa warga yang kesal terkait proyek jalan ini kemudian berkumpul,” ujar Bambang
Sementara itu, Camat Mojoagung, Muchtar mengaku sudah mengakomodir semua keluhan warga dan segera melakukan mediasi dengan semua pihak, termasuk dinas PUPR Jombang.
“Besok pukul 09.00 kita kumpulkan semua. Mulai dari rekanan, dinas dan beberapa perwakilan warga untuk berkumpul dan membicarakan permasalahan ini,” ujar Muchtar.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.