Jombang, Jurnal Jatim – Sejumlah bangunan rumah rusak diduga imbas dari getaran lalu-lalang kendaraan berat proyek plengsengan sungai di Dusun Sumberejo Desa Kepuhdoko Kecamatan Tembelang, Jombang.
Berdasarkan pantauan, kerusakan diduga dampak lalu-lalang kendaraan berat proyek tersebut mulai tembok retak hingga lantai pecah dan retak.
Warga terdampak, Siti Hasiyah (64) mengaku jika rumahnya terkena dampak truk besar yang lalu-lalang di jalan depan rumahnya.
“Retak-retak rumahnya, truk itu besar-besar,” kata Siti Hasiyah kepada Jurnaljatim.com sembari menunjukkan kerusakan lantai di rumahnya, Senin (17/7/2023).
Sekali lewat bisa sampai 6 dan 7 buah truk untuk pengecoran. Selain berdampak pada bangunan rumah rusak, lalu-lalang truk juga memicu timbulnya debu yang mengganggu pernapasan.
“Debunya, masyaallah, ya Allah,” ungkap perempuan lansia itu ditemui di rumahnya.
Warga lainnya, Taufik menambahkan setiap harinya ada puluhan kendaraan proyek pengerjaan plengsengan sungai yang melintas di jalan tepat di depan rumahnya. Proyek tersebut mulai September 2022 hingga sekarang ini.
Kendaraan yang lewat jenis dump truck dan truk molen itu keluar dan masuk dari gudang penyimpanan besi sekaligus pengolahan material cor yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah Taufik.
“Kalau dalam sehari yang banyak yang lalu-lalang. Ada dump truk juga ada truk molen. Semua tonase (kendaraan) berat. Mereka pengerjaan beton untuk dasar sungai yang ada di sini,” ujarnya.
Taufik mengungkapkan, dampak dari getaran lalu-lalang kendaraan berat tersebut, tembok ruang tamu rumahnya retak.
Sebenarnya, disebut Taufik, kondisi rusaknya rumah sudah disampaikan warga ke pihak desa setempat. Oleh pihak pemdes juga ditindaklanjuti dengan melakukan mediasi.
“Sudah pernah di mediasi sama desa, dan dalam pertemuan tersebut, pihak pelaksana proyek bilang akan memberikan kompensasi, tetapi tidak ada sampai sekarang ini,” ucap dia.
Kepala Desa (Kades) Kepuhdoko, Tembelang, Inasaroh mengaku sudah menerima laporan dari beberapa warga dan pihaknya juga sudah melakukan pertemuan untuk mediasi.
“Sudah 4 kali pertemuan, tapi memang belum ada kepastian (kompensasi),” kata Inasaroh dihubungi JurnalJatim.com melalui telepon, Senin malam (17/7/2023).
Dalam pertemuan mediasi itu, dikatakan Inasaroh, pihak pelaksana proyek bersedia memberikan kompensasi kepada warga yang rumahnya rusak akibat proyek tersebut.
“Nanti kalau ada yang retak-retak bersedia untuk membenahi. Nanti untuk nota, tukang disuruh totalan di proyek,” ucapnya.
Kepala Desa Antar Waktu yang dilantik pada Februari 2023 itu menambahkan terdapat 4 rumah warga terdampak dan mereka belum mendapat kompensasi.
“Kalau (kerusakan) jalan sanggup benahi, Kalau proyek sudah selesai. Kalau belum selesai kan dibuat jalan lagi dan rusak lagi. Ada (tertulis),” katanya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.