Jombang, Jurnal Jatim – Beginilah kakek Saidi yang tinggal sebatang kara di Jombang. Lelaki 73 tahun ini makan sehari-hari dari belas kasih tetangga.
Duduk sendiri di atas dipan bambu, Saidi terlihat renta. Namun, suasana rumah yang terbuat dari bahan bambu terlihat agak bersih setelah beberapa hari sebelumnya warga gotong royong membersihkannya.
Warga sebelumnya juga merelakan diri untuk memandikan tubuh tua mbah Saidi yang terlihat kumuh dengan rambut, kumis, dan jenggot tak terurus.
Ketika wartawan JurnalJatim mendatangi rumah yang ditempati Saidu, ia terlihat agak bersih dengan rambut potongan cepak.
Saidi mengaku warga asli Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang Jawa Timur. Namun ia kini tinggal seorang diri di Desa Karangwinongan, Kecamatan setempat.
Seiring usia yang sudah uzur, pendengaran Saidi terganggu sehingga untuk berbicara dengan kakek ini harus kencang agar ia dapat mendengar.
“Sampun, kandani gak duwe rewang, ditukokno wong-wong iku, Sarapan yo ditukokno, sanjange bidane mriki. (Sudah, dibilang tidak punya teman, dibelikan orang-orang itu Sarapan dibelikan, katanya Bidan mau ke sini),” kata Saidi saat wartawan menanyakan makan di rumahnya, Kamis (20/7/2023) lalu.
Saidi mengaku sudah puluhan tahun tinggal seorang diri di Desa Karangwinongan, ia juga masih termasuk kerabat dari Kepala Desa Karangwinongan, Iknan.
“Paman, seng wedokku bibike, (paman, yang perempuanku bibinya),” ucapnya.
“Pak Lurah Keponakan, Ini pamannya pak lurah,” timpal Aris, warga sekitar yang saat itu berada di rumah Saidi.
Untuk makan sehari-hari terkadang jika memiliki uang Saidi membeli sendiri apabila makanan pemberian tetangga tidak cocok.
Aris mengatakan Saidi biasanya gembala kambing pemberian warga. Namun, ia kini sakit-sakitan setelah ditemukan pingsan saat menggembala kambing.
Kala itu, Saidi yang menggembala kambing biasanya siang pulang, namun warga tidak melihatnya di rumah. Setelah dicari hingga Jelang maghrib ditemukan dalam kondisi jatuh pingsan. Sejak saat itu lah penyakit tua menginggapi dirinya.
“Gak enek seng ngeramut, (tidak ada yang merawat),” ujar Aris kepada wartawan JurnalJatim.com.
Menurut Aris, Saidi dulu pernah punya kambing banyak dan juga punya sapi. Sampai pada akhirnya hewan peliharaannya habis dijual untuk membuat rumah bambu. Dia juga pernah mendapat bantuan dari pemerintah, tapi enggan menerimanya.
Kakek Saidi pernah punya istri ibu Sulami, pernah tinggal bersama, sampai kemudian meninggal tengkurap di tanah ruang tamu. Istrinya kemudian baru diketahui meninggal oleh warga sekitar pagi hari sebelum Subuh.
Warga juga yang merawat jasad istri dari Saidi. Sejak saat itu Saidi tinggal seorang diri di rumah dan makan dari belas kasih tetangga.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.