Kerusuhan Usai Laga Arema FC Vs Persebaya di Malang, 127 Orang Tewas

Malang, – Kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa terjadi setelah pertandingan pekan ke-11 mempertemukan Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, (1/20/2022).

Insiden bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Seusai pertandingan sepak bola, ribuan oknum Aremania masuk ke lapangan pertandingan.

Oknum pendukung setia Arema FC tersebut melakukan aksi kurang . Situasi itu membuat membuat pemain Persebaya diminta langsung meninggalkan lapangan menggunakan empat mobil barracuda.

Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengamanan. Aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan pun terjadi.

Dua unit mobil polisi pun menjadi sasaran amukan suporter, di mana mobil K9 terbakar dan unit lainnya rusak parah dengan posisi miring.

Karena kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata. Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Banyak suporter baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak saat berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri. Banyak pula yang mengalami sesak nafas hingga akhirnya jatuh dan tidak sadarkan diri alias pingsan.

Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang hingga berujung petaka korban jiwa.

Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari lawannya Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama kericuhan itu.

“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan,” kata Nico dalam konferensi .

Menurut Nico, Situasi mulai tidak terkendali hingga membuat pihak berwajib melakukan pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain.

Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.

“Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” ujarnya.

Pelemparan gas air mata itu yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan. Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12.

“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan yang oleh tim medis dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” ujarnya.

Korban akibat kericuhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang mencapai ratusan orang. Dikatakan Nico Afinta, korban berasal dari anggota polri dan suporter.

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,” kata Nico.

Ia mengatakan, korban meninggal dunia di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses pertolongan. Nico menambahkan hingga saat ini ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan,” ujarnya.

Untuk korban tewas kabarnya kini berada di rumah sakit Wilayah Kepanjen Kabupaten Malang, di antaranya di RSUD Kanjuruhan dan RS Wava Husada Malang. Namun belum ada secara resmi identitas para korban.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com