Jombang, Jurnal Jatim – Bupati Jombang Mundjidah Wahab turut prihatin dan berharap agar tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menelan banyak korban tidak terulang lagi.
Bupati Mundjidah Wahab menyampaikan itu pada saat takziah di rumah keluarga korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan di Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Senin (3/10/2022).
Korban meninggal dunia adalah Muhammad Irsyad Aljuned (17), aremania putra dari pasangan Muhammad Arif Junaidi dan Kesi Ernawati.
Ikut mendampingi Bupati Mundjidah Wahab yakni Wakil Bupati Sumrambah bersama istrinya, Kapolres AKBP Moh Nur Hidayat, Dansatradar 222 Ploso di Kabuh Letkol Lek Yudi Amrizal, serta beberapa Kepala OPD.
”Kita ikut prihatin dan semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi,” kata Mundjidah di selat mengunjungi rumah korban.
Orang nomor satu di Kabupaten Jombang itu juga menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Irsyad dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/3/2022) malam.
“Atasnama Pemerintah Kabupaten Jombang, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas tragedi di Kanjuruhan, Malang. Salah satunya yang meninggal adalah warga Jombang Muhammad Irsyad Aljuned,” ujar.
Bupati Mundjidah Wahab juga mendoakan amal ibadah seluruh korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang diterima Allah SWT.
“Semoga amal ibadah seluruh korban diterima oleh Allah SWT dan keluarga korban diberikan ketabahan dan keikhlasan. Yang dirawat di rumah sakit semoga lekas sembuh,” kata putri pendiri Nahdlatul Ulama KH AbdulWahab Chasbullah ini.
Sementara itu, orang tua korban, Arif Junaidi menceritakan seputar musibah yang dialami oleh anaknya saat kejadian kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pascalaga Arema Fc Vs Persebaya Surabaya.
Arif juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kepedulian Bupati Jombang dan semua pihak atas kejadian yang dialami oleh anaknya.
“Kami mengucapkan banyak Terima kasih telah datang dan memberikan dukungan kepada kami. Terima kasih semuanya,” kata Arif didampingi istri dan dua dua anaknya.
Diketahui, Kerusuhan terjadi setelah Arema FC dipecundangi Persebaya 2-3. Suporter Arema FC yang kecewa masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan dan berusaha mengejar pemain.
Melihat kondisi tersebut, petugas keamanan berusaha menenangkan suporter dengan menembakkan gas air mata ke tribun 10 dan 12 Stadion Kanjuruhan, Kepanjen Malang. Atas kejadian itu, 125 orang suporter arema dan anggota Polri meninggal dunia.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com