Jombang, Jurnal Jatim – Kericuhan sempat terjadi dalam pertandingan sepak bola Liga Santri PSSI antara Tim Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas melawan Tim Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan di Stadion Merdeka Jombang, Jawa Timur, pada Minggu (3/7/2022).
Kedua suporter masuk ke lapangan hingga pertandingan dihentikan sebelum sampai 90 menit. Usai kejadian tersebut, kedua pondok pesantren memberikan penjelasan kepada wartawan di Jombang.
Pengurus Ponpes Darul Ulum Rejoso, bidang keamanan dan ketertiban (Kamtib) Rohmatul Akbar mengatakan bahwa kericuhan bukan dilakukan santri, tapi oknum yang berusaha merusak nama baik santri dan pesantren di laga tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan kedua pihak bahwa itu adalah ulah oknum non santri yang tidak bertanggungjawab dan melakukan provokasi,” kata Gus Bang sapaan akrabnya pada Minggu (3/7/2022) malam.
Beredarnya informasi melalui media sosial yang menyudutkan santri tidak beretika dan bermusuhan, disebutnya tidak benar.
Bahkan, usai kejadian kericuhan yang diduga dilakukan oknum bukan santri, pengurus bidang keamanan Ponpes Darul Ulum dan Bahrul Ulum melakukan pertemuan. Hadir antaranya hadir, Rohmatul Akbar atau Gus Bang, Achmad Amin atau Gus Amin, Zahrul Jihad atau Gus Heri, Gus Nabriz dan Gus Imdad.
“Pertemuan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada permusuhan di antara pondok, baik santri maupun pengurusnya,” ujar Gus Bang.
Pengasuh asrama Ar-Risalah Ponpes Darul Ulum, Jombang itu juga menepis adanya kekerasan terhadap suporter, santri maupun petinggi dari kedua pondok pesantren.
Menurut Gus Bang, itu hanya isu yang dibuat oleh pihak tidak bertanggungjawab untuk memperkeruh suasana kondusifitas antar pesantren di Kabupaten Jombang.
“Kami pihak pesantren menyatakan sejauh ini Jombang sangat kondusif, tidak ada yang bermusuhan. Saya harap masyarakat tidak termakan isu-isu yang tidak benar,” tegasnya.
Senada disampaikan oleh pengurus bidang Kamtib Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Achmad Amin. Ia menyebut, Liga santri PPSI memperebutkan piala KSAD adalah ajang pengembangan potensi santri di bidang olah raga.
“Jadi, Liga santri bukan ajang permusuhan. Kami tegaskan, bukan suporter santri yang melakukan kericuhan pada pertandingan itu,” kata Gus Amin panggilan akrabnya.
Kedua pesantren besar di Jombang itu juga melakukan penelusuran terkait insiden yang mencoreng nama santri dan pesantren. Hasilnya, tercium adanya oknum non santri yang diduga secara sengaja memprovokasi agar turnamen Liga Santri tidak kondusif.
“Kami berharap oknum-oknum itu tidak lagi membuat gaduh maupun kericuhan. Jika ada pihak yang terus melakukan provokasi, kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar ditindak secara tegas,” tandas Amin.
Diketahui, pertandingan 8 besar Liga Santri PSSI Piala KSAD 2022 di Kabupaten Jombang antara Tim Ponpes Bahrul Ulum melawan Tim Ponpes Darul Ulum diwarnai kericuhan oleh suporter.
Kericuhan para pendukung kedua tim pecah saat pertandingan babak kedua tersisa 7 menit di Stadion Merdeka Jombang, Jalan Gus Dur. Pertandingan kemudian dihentikan atau distop panitia. Kesebelasan dari Ponpes Bahrul Ulum unggul 4-1 dari Tim Ponpes Darul Ulum.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.