Jombang, Jurnal Jatim – Kelangkaan minyak goreng curah di pasaran Jombang, Jawa Timur membuat produsen kerupuk kelabakan. Mereka terpaksa menyetop produksi karena kesulitan mendapatkan bahan baku untuk menggoreng kerupuk.
Salah satunya dilakukan di sentra industri kerupuk di desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Jombang. Di sana tampak sepi dan lengang dan tidak terlihat aktifitas produksi. Hanya satu orang karyawan terlihat sedang mengambil krecek untuk bahan kerupuk.
Salah satu produsen kerupuk, Yeti Arfi Astutik (33) mengungkapkan, sudah empat hari terakhir ia terpaksa berhenti produksi kerupuk untuk sementara waktu. Alasannya, minyak goreng curah yang selama ini menjadi bahan penggorengan kerupuk sulit dicari.
“Kami sudah 4 hari tidak memproduksi kerupuk dikarenakan minyak goreng curah di pasaran langka dan sulit dicari. Kalau menggunakan minyak goreng kemasan untungnya sedikit, biar tetap berjalan saja,” kaya Yeti Arfi Astutik, Senin (21/3/2022).
Usaha rumahan milik Yeti selama ini memang memproduksi beragam jenis kerupuk. Mulai dari kerupuk lempeng, uyel, lampindo dan bibir. Yeti pun dibantu sekitar 75 orang karyawan yang memiliki bagian masing-masing. Karena berhenti produksi, otomatis puluhan karyawan tersebut juga diliburkan.
“Di sini ada sekitar 75 orang karyawan mas. 5 orang karyawan pada produksi kerupuk dan yang 50 orang bagian produksi menggoreng. Untuk sementara libur dikarenakan sulitnya mencari minyak goreng curah,” ungkapnya.
Yeti menambahkan, sejak terjadi kelangkaan minyak goreng curah dan menyiasatinya dengan menggunakan minyak goreng kemasan, Yeti mengaku omset pendapatannya menurun hingga 30 persen.
Sementara itu, Muhammad Saifuddin (35), produsen kerupuk di Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, mengatakan selain langka, harga minyak goreng curah juga mahal. Harganya dikisaran Rp18.500 sampai Rp19.500 per liter.
Saifuddin mengaku dalam sehari dirinya membutuhkan sekitar tiga kuintal minyak goreng untuk memproduksi kerupuk di tempat usahanya. Selama ini ia mendapat sedikit demi sedikit dari orang yang menjadi relasinya. Namun, beberapa hari terakhir ia sangat kesulitan untuk mendapatkannya.
“Kelangkaan minyak goreng curah ini sudah lama. Kemarin libur 3 hari karena sulit mencari minyak goreng curah. Setelah libur, ya kami terpaksa akan menaikkan harga kerupuk dari sebelumnya Rp25.000 per kilogram menjadi Rp27.000 per kilogram,” katanya.
Ia berharap pemeritah segera menstabilkan harga minyak goreng serta memastikan ketersediaannya tercukupi, agar usaha para produsen bisa kembali lancar seperti semula.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News.