Jombang, Jurnal Jatim – Kemenag atau Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengapresiasi gerakan sedekah sampah plastik dan resik kali dimotori oleh madrasah yang dilaunching pada pekan lalu.
Kepala Kantor Kemenag, Kabupaten Jombang, Taufiqurrohman mengatakan, gerakan tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan, artinya tak hanya sebatas launching seremonial saja.
“Kegiatan tersebut tidak boleh berhenti dilaunching, namun kami berharap akan terus menerus dilakukan oleh madrasah dan pondok pesantren khususnya di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang,” kata Taufiq, Senin (18/10/2021).
Diketahui, puluhan siswa madrasah Al Hikam Jombang bersama-sama turun ke sungai untuk membersihkan sampah, khususnya sampah plastik di sungai sekunder Rejoagung, desa Kwaron, kecamatan Diwek, Rabu (13/10/2021) lalu.
Kegiatan bertajuk Resik Kali itu inisiasi dari Komunitas Sahabat Alam Al Hikam yang diketuai Maftuhah Mustiqowati atau akrab disapa Neng Ika tersebut merupakan upaya untuk menjaga dan merawat alam.
Gerakan resik kali tersebut diluncurkan bersamaan dengan gerakan sedekah sampah botol dan gelas plastik oleh Direktorat KSKK Kementerian Agama RI secara luring dan daring melalui zoom meeting.
Pada saat itu, hadir secara luring Kepala Kankemenag Jombang Taufiqurrohman bersama Kasi Pendidikan Madrasah Arif Hidayatulloh, Dinas Lingkungan Hidup, Komunitas Sahabat Alam dan sejumlah undangan. Sedangkan Direktorat KSKK Kemenag RI dan Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan hadir secara virtual.
Kabid Konservasi Dinas Lingkungan Hidup, Jombang, M Amin Kurniawan mengatakan pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri untuk menangani sampah. Butuh sinergi dari masyarakat, dunia usaha, kelompok pelestari lingkungan dan dunia Pendidikan.
Dikatakan dia, pondok pesantren dapat membantu melakukan pendekatan kultural menyesuaikan karakter masyarakat Jombang yang terkenal agamis.
“Kami apresiasi kepada seluruh jajaran Kementerian Agama, Pondok Pesantren dan Madrasah yang aktif terlibat dalam kegiatan pengelolaan lingkungan,” kata Amin.
Sementara itu, Ketua Komunitas Sahabat Alam, Maftuhah Mustiqowati mengaku optimis gerakan sedekah sampah botol dan gelas plastik serta resik kali dari madrasah untuk kehidupan akan mampu mengatasi persoalan sampah. Karena semuanya ikut berpartisipasi membersihkan sampah di lingkungannya.
“Jika semua madrasah dan pesantren se-Indonesia, berkomitmen bersama-sama mengurangi sampah plastik, maka dipastikan sebelum tahun 2025 Indonesia akan keluar dari urutan ke-2 penyumbang sampah plastik terbesar di dunia,” ujarnya saat itu.
Pihaknya pun bertekad secara bersama-sama akan mengubah sampah yang jadi barang yang bermanfaat. Sampah yang tadinya polusi menjadi solusi dan yang tadinya masalah menjadi berkah. (WEB)
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Azriel