Jombang, Jurnal Jatim – Viral di media sosial, video almarhum Masudin, terapis saraf telinga asal Jombang, Jawa Timur, menghirup pasien COVID-19 bersama KH. Sami’an beberapa hari terakhir.
Rekaman video tersebut viral setelah beberapa hari Masudin meninggal dengan dugaan akibat menghirup virus corona. Namun itu dibantah rekannya dekatnya Roni Suhartomo.
Ia menjelaskan, video viral itu diambil sekitar dua bulan lalu dan tidak ada hubungannya dengan meninggalnya warga Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, tersebut.
“Video viral itu sudah lama, sekitar dua bulan lalu dan tidak ada hubungannya dengan meninggalnya beliau. Beliau itu meninggal karena sakit lambung, bukan setelah menghirup pasien COVID-19 itu,” kata Roni melalui ponsel, Sabtu malam (17/7/2021).
Roni sendiri tak mengetahui secara pasti lokasi rekaman video itu. Diakui Roni, video viral itu pernah diunggah oleh Masudin di akun Instagram miliknya @mr.masudinjombang, pada 8 Juni 2021.
Di bawah video berdurasi 1 menit 5 detik terdebut diberi keterangan ‘Kebal Covid KH Sami’an’. Dalam video itu nampak Masudin dan KH Sami’an seperti sedang mengobati seorang laki-laki yang tergolek lemas dengan selang oksigen di hidungnya. Terdapat tabung oksigen di sebelah kanan pasien tersebut. Namun belum diketahui pria itu terinfeksi virus corona atau tidak.
Sama dengan video yang saat ini viral, terdapat keterangan pada pojok kanan atas video ‘KH Sami’an Detik2 virus Covid nampak jelas 17-4-2021 pukul 22.00 wib’.
KH Sami’an terlihat menghirup napas pasien sembari mengibas-ngibaskan tangannya agar masuk ke hidung dan mulutnya. Aksi itu juga dilakukan oleh Masudin.
“Biar sembuh, minum ini, besok langsung jalan-jalan,” kata Masudin kepada pasien tanpa menjelaskan minuman yang diberikan.
Kemudian, pada 11 Juni, Masudin memberikan klarifikasi video itu melalui akun instagramnya. Dia menyebut video itu hanya untuk dokumen pribadi. Namun, tanpa sengaja video terunggah ke Instagram. Di hari yang sama, video itu pun dihapus.
“Itu video kunjungan kami ke sahabat kami almarhum Haji Rokim di salah satu rumah sakit. Itu menantunya, saya pun tidak kenal namanya. Itu video dokumen pribadi. Mohon maaf, saya tidak tahu kalau video itu masuk ke IG,” katanya.
Roni menambahkan, dirinya tidak tahu pastinya lokasi rekaman video tersebut. Tapi, kata dia, kemungkinan disalah satu rumah sakit di Jombang.
“Setelah melakukan aksi seperti itu, setahu saya, almarhum tidak pernah mengeluh atau merasakan gejala sakit yang mengarah ke COVID-19,” jelasnya.
Kepala Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, Widjaya mengatakan, terapis pendengaran bernama lengkap Muhammad Mashudin meninggal dunia di rumahnya pada Selasa (13/7/2021) lalu sekitar pukul 23.30 WIB.
“Riwayat sakitnya itu lambung, sudah lama itu, sejak tahun 2018 dan sering kumat (kambuh),” kata Widjaya kepada wartawan.
Dikatakan dia, Masudin tanpa sempat menjalani pemeriksaan sebelum wafat. Pun begitu, Widjaya meyakini warganya itu meninggal bukan karena COVID-19. Sebab, tracing yang dilakukan tiga pilar pada Rabu (14/7/2021) terhadap istri dan dua orang anaknya yang kontak erat, dengan Masudin hasilnya negatif COVID.
“Sepengetahuan saya, (sebelumnya) tidak ada laporan (COVID-19). Setelah meninggal, kita tracing dan tidak ada yang positif. Tracing tiga pilar, kita datangi ke tempatnya, menanyakan keluhan terus diswab antigen istrinya sama anaknya dua, negatif semua,” ujarnya.
Jenazah Masudin dimakamkan keesokan harinya, Rabu (14/7/2021) pagi di tempat kelahirannya Desa Pucangsimo, Kecamatan BandarKedungmulyo, Jombang secara normal tanpa protokol COVID-19.
“Normal pemakamannya. Dimakamkan di Pucangsimo,” imbuhnya.
Sebatas diketahui, mendiang Masudin terkenal karena memiliki kemampuan yang dianggap bisa menyembuhkan pasien tunarungu. Rumahnya di Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, pun tak pernah sepi dari pasien.
Masudin juga pernah mendapatkan penghargaan dari MURI atas keahliannya mengobati orang sakit pendengaran. Masudin meninggalkan seorang istri dan enam anak.