Bupati Jombang Monitoring dan Motivasi Pasien Isolasi di Rumah Sehat

Jombang, Jurnal Jatim , Jawa Timur, Mundjidah Wahab melakukan monitoring di sejumlah sekolah yang dijadikan untuk isolasi pasien positif kategori ringan, Rabu (28//2021).

Salah satu lokasi yang dikunjungi yakni di SMPN 5 Jombang. Di rumah sehat itu terdapat satu orang pasien positif COVID-19 yang masuk isolasi sejak Selasa malam (27/7/2021).

Pada kesempatan tersebut, Mundjidah juga memberikan bantuan untuk meningkatkan imunitas pasien. Di antaranya susu, biskuit, madu, dan sari kacang hijau, serta buah-buahan. Serta bantuan dari Bank Jatim untuk kkeluarg pasien yang menjalani isolasi.

Di batas maksimal area kunjungan, Mundjidah menyerahkan bantuan itu kepada petugas yang memakai APD (Alat Pelindung Diri) kemudian diserahkan kepada pasien yang menjalani isolasi.

Selain memberikan bantuan imunitas tubuh, Mundjidah juga memberikan motivasi kepada pasien dari kejauhan. Mundjidah pun mendoakan pasien itu segera negatif COVID-19 serta diberikan .

“Yang di sini (SMPN 5 Jombang) baru terisi satu (pasien). Alhamdulillah kelihatannya orangnya sehat,” kata orang nomor satu di Jombang itu

Selain melakukan monitoring rumah sehat yang sudah terisi pasien isolasi di SMP Negeri 5 Jombang, Mundjidah juga akan melakukan monitoring ke SMPN di Kecamatan Diwek, Jogoroto, Bareng, Mojoagung, dan Megaluh.

“Kita akan melanjutkan ke Diwek dan seterusnya, ke sekolah-sekolah, sambil melihat kelengkapan yang disiapkan oleh Tim Satgas,” ungkapnya.

Mundjidah menyebut, ada 23 sekolah di Kabupaten Jombang yang sudah siap untuk menjadi rumah sehat yang digunakan isolasi bagi pasien positif COVID-19 katagori ringan.

“Ini tersebar di 21 kecamatan. Yang sudah terisi ya 70 persen-lah,” ucapnya.

Berdasarkan dari hasil monitoring di rumah sehat SMPN 5 Jombang, Bupati menyebut kelengkapan di rumah sehat sudah lengkap dan membuat nyaman pasien yang isolasi.

“Insyaallah di sini lebih nyamanlah,” kata putri Pahlawan KH tersebut.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 5 Jombang, M Yuniardi Nurrohmat mengatakan, pihaknya telah melakukan penyekatan antara ruang isolasi dengan aktifitas sekolah. Tujuannya agar tidak terjadi penularan virus.

Selain itu, kata dia untuk akses pasien dan keluarga menuju ruang isolasi di rumah sehat lewat belakang sekolah. Pihak sekolah juga melakukan penjagaan 24 jam.

“Di ruang isolasi rumah sehat disediakan tombol bel yang bisa digunakan pasien jika membutuhkan bantuan piket. “Nanti yang masuk petugas yang pakai APD,” ujarnya.

 

 

Editor: Azriel