Jombang, Jurnal Jatim – Puluhan anak muda di Jombang, Jawatimur, menggelar aksi teatrikal di simpang tiga, depan patung garuda, Jalan Dokter Sutomo, Jombang, Selasa (1/6/2021). Aksi yang digelar sore hari hingga berakhir sekitar jam 19.00 WIB untuk memperingati hari lahir pancasila 1 Juni.
Sekitar 10 orang memulai aksi dengan orasi di depan monumen patung garuda. Kemudian mereka longmarch ke arah barat hingga sampai simpang empat Jalan Kusuma Bangsa.
Tak lama, mereka membawa bendera merah putih kembali ke patung garuda melewati kawasan wisata kuliner yang dipenuhi pengunjung dan pedagang kaki lima (PKL).
Saat kembali, beberapa orang berorasi mengingatkan kepada warga sekitar bahwa 1 Juni adalah hari lahir pancasila. Nampak seorang pemuda menggunakan kostum batik memperagakan teatrikal tali tambang mengikat pada burung garuda melambangkan terbelenggu.
Pemuda itu diarak hingga sampai di monumen garuda. Sesampainya di monumen, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan memberikan penghormatan kepada bendera merah putih.
Aksi itu mendapat perhatian warga dan pengguna jalan yang sedang melintas di jalan raya tersebut. Beberapa orang juga terlihat mengabadikan aksi mereka.
Tumbuhkan jiwa nasionalisme
Cahya, salah satu peserta aksi menyebut, aksi dilakukan secara mendadak untuk memperingati hari lahir Pancasila. Aksi dilakukan oleh komunitas seni arek Jombang berkolaborasi dengan sekolah pantomim nusantara.
“Ini sebagai refleksi Hari Lahir Pancasila dan sekaligus tadi kita juga woro-woro kepada masyarakat bahwa 1 Juni Hari Lahir Pancasila. Bahwa ini momentum penting untuk menumbuhkembangkan jiwa nasionalisme,” katanya.
Peserta aksi lainnya, Brilian mengatakan momentum hari lahir pancasila untuk menanamkan jiwa nasionalisme agar tidak mudah terpecah belah oleh perbedaan apapun.
Ia juga prihatin dengan perkembangan media sosial (Medsos) yang terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, sehingga sering muncul perpecahan karena berbeda pendapat.
“Seperti kita ketahui, netizen terkadang memandang suatu hal dari satu sisi saja. Padahal di Pancasila berbeda pendapat itu tidak masalah,” ujarnya.
Ia kembali mengingatkan, sebagaimana telah tertulis di Bhineka Tunggal Ika bahwa semuanya jangan sampai terpecah belah oleh perbedaan apapun.
Editor: Azriel