Jombang, Jurnal Jatim – Seorang petani cabai rawit di Jombang, Jawa timur, Ridwan (70) tak merasakan kegembiraan saat harga cabai kecil di pasaran terus melonjak naik hingga tembus Rp100 ribu per kilogram.
Selain karena cuaca buruk, tanamam cabai di sawahnya rusak diserang hama lengger dan petek yang berimbas pada hasil panen-nya merosot hingga 50 persen.
“Tanaman cabai di sini banyak yang kena hama sehingga tidak bisa produksi maksimal lagi. Kebanyakan kena hama lengger dan petek,” ungkap Pak Tani, asal Dusun Segunung, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben tersebut.
Kakek Ridwan mengatakan serangan hama mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai tidak sehat. Batang pohon terlihat berkerut dan mulai mengering, helaian daunnya juga tak bisa lebar dan berwarna putih.
“Cuaca buruk dengan curah hujan yang cukup tinggi memicu penyakit pada batang tanaman cabai mengering dan mati diserang hama lengger,” ujarnya.
Kemudian, dia melanjutkan, hama petek menyerang buah cabai di pohon yang masih sehat. Serangan hama itu bisa mengakibatkan cabai cepat membusuk dan berwarna kecokelatan.
“Hama lengger menyerang tanamannya hingga mati perlahan. Kalau hama petek, menyerang buah cabainya hingga busuk diranting terus rontok, dan itu sudah tidak bisa dipanen,” terangnya.
Upaya pemberian obat secara maksimal sudah dilakukan, namun masih belum juga berhasil. Sebagai antisipasi supaya tidak menular ke tanaman lainnya, dia terpaksa memetik cabai busuk lalu dibuang.
“Kita obati seminggu sudah dua kali, tapi ya tidak bisa pulih. Dan kalau buah yang busuk dibiarkan, pasti akan menular ke tanaman lain,” katanya.
Atas kondisi itu, hasil panen di sawahnya menurun drastis. Ridwan mengaku, sawah seluas 300 bata atau 4.200 meter persegi setiap minggunya maksimal hanya bisa memanen satu kuintal cabai.
Padahal, sesuao perhitungan luas sawah miliknya itu bisa menghasilkan sampai 3 kuintal cabai dalam sekali panen dengan keuntungan berlipat disaat harga cabai mahal.
“Kalau cuacanya bagus, sekali panen bisa 2 sampai 3 kuintal setiap minggu, tapi ya mau bagaimana lagi. Harganya sekarang masih lumayan, bisa Rp70 ribu perkilogram dibeli pengepul dari sawah, tapi karena panennya tidak maksimal, hasilnya juga sama saja,” keluhnya.
Editor: Azriel