Bupati Jombang Kaget, di Desa Ini Hanya Miliki Satu Musala Saja

JOMBANG (.com), Hj Wahab sempat terkejut mengetahui salah satu di daerah yang ia pimpin hanya memiliki satu tempat ibadah musala dan satu masjid. Yakni di Desa Asemgede, Ngusikan, Kabupaten Jombang. Mundjidah lalu meminta pihak desa setempat mencari lahan untuk dibangunkan.

Minimnya tempat ibadah itu diketahui saat Mundjidah bersama Forpimda meresmikan Kampung Tangguh Semeru dan Kawasan Hutan Tangguh di desa tersebut pada Rabu (8/7/2020) lalu.

Awalnya, dalam sambutannya Kepala Desa () Asemgede, Lastinah menyampaikan bahwa desanya berada di ujung utara Kabupaten Jombang dengan perbatasan langsung dengan Kabupaten dan juga Kabupaten Mojokerto yang dikelilingi wilayah hutan dalam pengawasan KPH Perhutani Mojokerto.

Lastinah juga menyampaikan, jumlah penduduk di desa yang ia pimpin sekitar 900 orang dengan 6 RT (Rukun Tetangga), 2 RW (Rukun Warga), dan 292 KK (Kepala Keluarga) serta jumlah wuwung sebanyak 240.

Saat berganti Mundjidah memberikan sambutan, di tengah-tengah ia bertanya kepada Kades tentang jumlah tempat ibadah di desanya. Lastinah menjawab ada 1 musala dan 1 masjid. Spontan Mundjidah yang berada di podium, kaget dengan jawaban itu.

“Satu masjid, satu langgar (musala) orang 900. Musala hanya satu gimana ibadahnya?. Cari lahan saya buatkan musala,” kata Mundjidah dalam bahasa jawa dan langsung disambut aplous.

Mundjidah juga sempat menyinggung pihak perhutani KPH Mojokerto yang saat itu hadir untuk memberi hibah lahan pembangunan tempat ibadah di desa tersebut.

“Silahkan cari lahan, syukur-syukur Perhutani memberi hibah. Silahkan cari lahan saya buatkan musalanya,” ujar putri pendiri dan penggerak NU KH Abdul Wahab Chasbullah tersebut.

Menurut Mundjidah, selain untuk jamaah salat, musala itu juga bisa digunakan kegiatan keagamaan lainnya. Seperti dan salawatan. “Musala itu selain buat jamaah bisa buat yang lain, bisa salawatan, manaqiban, istigasah, salat jamaah, buat kegiatan-kegiatan lain,” tuturnya.

Mundjidah juga berharap, semua desa di derahnya menjadi desa yang tangguh. Yakni masyarakat patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran .

“Tidak hanya desa Asem Gede saja, semua desa diharapkan menjadi desa tangguh. Karena menurut pengamatan dari bagian penanganan COVID-19 dan kita semuanya, salah satu untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 yakni disiplin karena kesadaran masyarakat. Kalau semuanya disiplin, sadar, tertib, COVID-19 tidak bakalan menjalar ,” ujarnya.


Editor: Azriel