JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Tampaknya bisa menjadi inpirasi 3 orang anak di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang. Betapa tidak, sudah selama 6 hari desa tempat tinggalnya dikepung banjir. Mereka bertiga berinisiatif membantu jual Gas Elpiji 3 Kg untuk cari uang buka puasa.
Iya, Mohammad Helmi (12) tahun anak korban banjir bersama kedua teman lainnya, Ilham dan Jundi berjalan ditengah genangan banjir membawa tabung-tabung diatas sampan rakitan menawarkan tabung kerumah-rumah warga. “Seratus,” kata Helmi singkat menjawab upah yang diterima dia bersama dua teman lain. Tentu saja kondisi badan ketiganya basah.
“Libur,” jawab Helmi kepada awak media, Senin (6/5/2019) sembari mengangkat sejumlah tabung kepada pembeli.
Dua teman lainnya menjaga rakit hanyut dari aliran arus banjir. Pasalnya rakit pengangkut sejumlah tabung gas Elpiji, terbuat dari tumpukan ban bekas dilengkapi dengan papan kayu, sampan lainnya memanfaatkan kasur karet bekas. Jika terkena arus air sedikit saja bisa hanyut atau terbalik rakit sederhana buatan manual ketiga anak itu.
“Buka Puasa,” ungkap Helmi menjelaskan uang hasil upah bantu jual Elpiji pengusaha Agen yang rumahnya juga turut diterpa banjir. Tiap tabung dijual oleh mereka ke toko-toko sekitar lokasi banjir Rp 16.500.
Sementara, Andik Hariyadi (41) tahun selaku pembeli tabung mengaku sangat terbantu sekali. Akibat banjir, stok tabung Elpiji kosong sedangkan untuk berbelanja keluar dirinya mengaku kesulitan.
“Membantu sekali, selama ini stok barang kosong terus mau belanja kesulitan,” kata Andik.
Andik mengatakan banjir tahun ini yang terparah. Ketinggian genangan air sekitar antara 30 cm sampai 95 cm dan bertahan lama. Untuk keluar berbelanja kesulitan, untuk ke Kota Mojokerto yang terdekat untuk belanja harus menempuh jarak 20 kilometer. Padahal biasanya jika tidak ada banjir hanya ditempuh sejauh 7 kilometer.
“Terganggu sekali, kalai ke Mojokerto harus muter sejauh 20 kilometer, biasanya 7 kilometer,” ungkap Andik.
Editor: Hafid