Jatim, Jurnaljatim.com
Perhelatan pesta demokrasi pemilukada Jawa timur akan digelar tahun 2018 mendatang. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah mengantongi tiket dukungan untuk maju kembali dalam pesta pertarungan lima tahunan itu. Khofifah dipastikan akan berpasangan dengan Bupati Trenggalek, Emil Dardak untuk melawan Saifullah Yusuf yang berpasangan dengan Azwar Anas.
Perhelatan pesta demokrasi pemilukada Jawa timur akan digelar tahun 2018 mendatang. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah mengantongi tiket dukungan untuk maju kembali dalam pesta pertarungan lima tahunan itu. Khofifah dipastikan akan berpasangan dengan Bupati Trenggalek, Emil Dardak untuk melawan Saifullah Yusuf yang berpasangan dengan Azwar Anas.
Khofifah Indar Parawansa dikenal dengan panggilan khofifah. Ia lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965. Saat kuliah, ia mengambil dua jurusan yang berbeda di perguruan tinggi yang berlainan. Pertama, dia belajar politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (Unair) dan kedua, ia belajar ilmu komunikasi dan agama di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya.
Khofifah menjadi anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1992-1997. Pada pemilu berikutnya, 1997, ia terpilih kembali menjadi anggota DPR. Pada periode ini, Khofifah hanya bertahan dua tahun. Karena pada waktu itu, tahun 1998, terjadi peralihan rezim Orde Baru ke Era Reformasi.
Khofifah terpilih kembali sebagai anggota dewan dari PKB Era Gus Dur. Tetapi dia tidak lama bertugas di sana. Pada tahun 1999, dia diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan oleh Presiden terpilih Abdurrahman Wahid pada kabinet Persatuan Indonesia.
Nasib Khofifah menjadi menteri juga tidak bertahan lama, hanya dua tahun, seiring jatuhnya Presiden Abdurrahman Wahid untuk periode 1999-2001. Presiden baru Megawati tidak memasukkan Khofifah sebagai menterinya dalam Kabinet Gotong Royong periode 2001-2004.
Berhenti jadi menteri, tidak membuat dirinya kecil hati. Dia semakin aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dia aktif di organissi Muslimat, organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Dia memimpin Muslimat periode 2000-2005 hingga berlanjut sampai sekarang.
Kiprahnya di kemasyarakatan makin terasa dirasakan masyarakat. Masyarakat Jawa Timur mendorong Khofifah untuk ikut colan pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2013. Khofifah ikut bertarung, tapi belum berhasil.
Pada Pilpres 2014, Khofifah diminta menjadi salah satu juru bicara politik pasangan Jokowi-JK. Hasilnya berbuah manis. Jokowi menang, dan meminta Khofifah untuk menjadi menteri sosial pada kabinet Kerja 2014-2019.
KELUARGA
Suami : Ir. H. Indar Parawansa, M.Si
Anak : FatimahSang Mannagali
Jalaluddin Mannagali
Yusuf Mannagali
Ali Mannagali
PENDIDIKAN
SD Taquma (1972-1978)
SMP Khodijah – Surabaya (1978-1981)
SMA Khodijah – Surabaya (1981-1984)
S1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991)
S1, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989)
S 2, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta (1993-1997)
SD Taquma (1972-1978)
SMP Khodijah – Surabaya (1978-1981)
SMA Khodijah – Surabaya (1981-1984)
S1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991)
S1, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989)
S 2, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta (1993-1997)
KARIER
Ketua Umum OSIS SMA Khadijah ( 1983 )
Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya ( 1986 )
Dosen Universitas Wijaya Putra, Surabaya ( 1991 – 1992 )
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Taruna, Surabaya ( 1989 )
Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992-1997)
Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997)
Anggota Komisi II DPR RI (1997-1998)
Wakil Ketua DPR RI (1999)
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999)
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001)
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999-2001)
Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006)
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004- 2006)
Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
Ketua Partai PKB ( 1998 – 2000 )
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ( 2000 – 2005 )
Anggota Dewan Pertimbangan DPP PKB ( 2000 – 2002 )
Anggota Dewan Syuro DPP PKB ( 2000 – 2002 )
Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB ( 2002 – 2007 )
Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014 – 2019)
Ketua Umum OSIS SMA Khadijah ( 1983 )
Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya ( 1986 )
Dosen Universitas Wijaya Putra, Surabaya ( 1991 – 1992 )
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Taruna, Surabaya ( 1989 )
Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992-1997)
Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997)
Anggota Komisi II DPR RI (1997-1998)
Wakil Ketua DPR RI (1999)
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999)
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001)
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999-2001)
Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006)
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004- 2006)
Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
Ketua Partai PKB ( 1998 – 2000 )
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ( 2000 – 2005 )
Anggota Dewan Pertimbangan DPP PKB ( 2000 – 2002 )
Anggota Dewan Syuro DPP PKB ( 2000 – 2002 )
Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB ( 2002 – 2007 )
Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014 – 2019)
Profil Emil Dardak
Emil Elestianto Dardak atau Emil Dardak yang menjabat Bupati Trenggalek sejak 17 Februari 2016 lalu. Ia lahir di Jakarta, 20 Mei 1984. Selain seorang politikus dari PDI Perjuangan, Emil juga penyanyi dan eksekutif muda Indonesia.
Emil Elestianto Dardak atau Emil Dardak yang menjabat Bupati Trenggalek sejak 17 Februari 2016 lalu. Ia lahir di Jakarta, 20 Mei 1984. Selain seorang politikus dari PDI Perjuangan, Emil juga penyanyi dan eksekutif muda Indonesia.
Emil Dardak berpasangan dengan Wakil Bupati, Mochamad Nur Arifin, memenangkan pemilihan kepala daerah serentak di Kabupaten Trenggalek tahun 2015 dengan perolehan suara sebanyak 292.248 suara atau sekitar 76,28 persen.
Ayahnya adalah Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode tahun 2010-2014. Emil adalah cucu H Mochamad Dardak, salah satu kyai Nahdlatul Ulama.
Sementara ibunya bernama Sri Widayati, dari sang ibu mengalir darah Letjen Anumerta Wiloejo Poespojudo, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional pertama di era Bung Karno.
Bupati termuda itu menjadi peraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun.
Kemudian pada tanggal 30 Agustus 2013, Emil menikahi artis Arumi Bachsin di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat.
Dari pernikahannya tersebut, Emil dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Lakeisha Ariestia Dardak, dan anak laki-laki yang diberi nama Alkeinan Mahsyir Putro Dardak.
No tags for this post.
Komentar