Jombang, Jurnal Jatim – Tumpukan sampah yang di antaranya terdapat limbah medis ditemukan di pekarangan rumah salah satu warga Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung, Jombang, Jawa Timur. Sampah itu diduga dari rumah sakit umum di wilayah setempat.
Pantauan pada Selasa (14/3/2023), lokasi berada di dalam gang masuk di daerah Mancilan. Dari jalanan tidak terlihat, tapi ketika masuk agak ke dalam sudah tampak tumpukan plastik warna hitam menggunung.
Ada tiga titik tumpukan sampah di areal lokasi itu. Tumpukan sampah berupa botol infus, botol bekas obat, karet penutup kepala dan bungkus plastik bekas jarum suntik terlihat di antaranya. Namun lebih dominan juga sampah kertas bekas yang diduga bungkus plastik alat medis, maupun popok.
Limbah medis bercampur sampah rumah tangga atau sampah pasien itu seharusnya diolah secara khusus, sebab mengandung B3 atau bahan berbahaya dan beracun.
Seorang pengumpul sampah YN (42) warga Desa Mancilan Mojoagung mengaku jikav tumpukan sampah itu sudah berada di lokasi pekarangannya sejak satu tahun lalu. Ia beralasan tumpukan sampah di situ karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak muat.
“Yang jelas sampah pasien, pertama kali ACC sampah pasien, ketotan (terbawa) sampah ngeten (infus) mungkin keteledoran pihak PKU,” kata YN kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).
Sampah-sampah pasien yang diambilnya dari rumah sakit, menurut YN sebenarnya sudah dipisahkan dari sampah B3 medis. Ketika dirinya mengambil sampah sudah dibuatkan kotak penampungan sampah. Dalam plastik warna hitam langsung dipindah ke gerobak motor.
“Yang banyak pampers, botol obat juga ada,” ujarnya.
Untuk mengumpulkan sampah itu, YN dibayar satu juta rupiah per bulan oleh kepala desa Mancilan. Alurnya dari pihak rumah sakit ke Kepala Desa kemudian ke dirinya. Selama menjalankan pengumpulan sampah tidak pernah ada kendala serius.
“Awalnya tidak ada protes, tapi Akhir – akhir ini ada keberatan warga, tidak tahu kenapa,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Mancilan Mojoagung Atim Riduwan mengakui jika sampah tersebut perjanjian dengan rumah sakit di Mojoagung.
Pihak desa membantu pembuangan sampah dengan menggunakan jasa warga setempat. Perjanjiannya bukan sampah medis tetapi sampah konsumsi pasien.
“Kemarin saya komplain ada temuan satu atau dua botol infus sudah saya sampaikan lewat humasnya, bukan tanggung jawab saya lo, kalau ada apa-apa,” terang Kades Atim di sekitar lokasi tumpukan sampah itu.
Terpisah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mojoagung, Sirojul Anam mengatakan pihak PCM dan RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung akan melakukan pembenahan terkait temuan sampah medis yang bercampur sampah rumah tangga itu.
Menurut Sirojul sudah ditekankan oleh pihak direktur rumah sakit terkait pemisahan sampah medis dan nonmedis.
“Sudah ditekankan soal itu sama direktur, sampah medis taruh di sini (plastik warna kuning) dan nonmedis atau sampah rumah tangga (plastik hitam). Namanya rumah sakit baru, dengan pegawai 200 orang lebih mungkin ada khilaf-nya,” ujarnya kepada wartawan, pada Rabu petang, (15/3/2023).
Diketahui, PCM Mojoagung merupakan pemilik dua Amal Usaha Muhammadiyah Kesehatan (AUMKes), yakni RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung dan Klinik Utama Rawat Inap PKU Muhammadiyah Mojoagung, Jombang.
Dikatakan Sirojul, selain faktor dugaan keteledoran karyawan RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung, keberadaan sampah medis yang ditemukan di antara sampah rumah tangga juga bisa dari pihak luar yang ingin merusak citra RS.
“Atau mungkin dibuang orang, biar rumah sakitnya seperti ini (jelek) saya juga gak tau, Wallahualam. Kemungkinan-kemungkinan itu ada,” katanya. (Tim).
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com